“Orang luar masuk ke dalam (parpol). Karena survei, karena TikTok, karena sosial media. Bukan karena otoritas, yang dibangun oleh partai politik, untuk mengatakan eh kaderisasi politisi nasional, kaderisasi pemimpin nasional, melalui partai politik,” jelasnya.
“Anda boleh jadi pengusaha, anda boleh jadi seniman, tapi anda adalah kader dan anggota Partai, itu baru Top Republik kita pak,” imbuhnya.
Menurutnya, jika sistem kaderisasi di dalam partai politik tidak dibenahi dengan baik maka akan memunculkan sebuah problematika politik.
“Kalau tidak (diubah), sakit perut kita. Enggak ada aturannya. Seperti kita nonton, pertandingan yang enggak ada aturan mainnya. Banyak itu,” ungkapnya.
“Maka, kalau kita bisa mengakhiri anomali ini. Saya kira Pemilu kita yang di depan itu, penjadwalannya kita lebih tenang ya kan, tidak mengaduk-aduk emosi seperti sekarang,” tutupnya.
Sumber: RMOL
                        
                                
                                            
                                            
                                            
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
Artikel Terkait
Prabowo Tegaskan Whoosh Tidak Bermasalah, Negara Sanggup Bayar
Reaksi Jokowi Usai Tahu Logo Wajahnya Dibuang Ormas Projo
Soal Projo Merapat ke Gerindra, Pengamat Sebut Strategi Penyusupan Jokowi
Budi Arie Sama Saja Bunuh Diri Masuk Gerindra