“Tapi kan persoalannya PDIP enggak mau Ganjar jadi cawapres Prabowo. Prabowo juga tentu tidak mau jadi cawapresnya Ganjar,” kata Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) itu.
Oleh karena itu, Ujang berpandangan bahwa hingga saat ini upaya Jokowi menggabungkan kekuatan Ganjar dan Prabowo masih sulit.
“Jadi, harus ada titik temu. Bersatunya Prabowo dengan Ganjar itu tergantung ada yang mengalah enggak kedua belah pihak itu untuk jadi cawapres. Kalau misalnya Ganjar ngalah jadi cawapresnya Prabowo, mungkin bisa bersatu,” jelas Ujang.
Namun begitu, dosen Ilmu Politik Universitas Al-Azhar Indonesia itu menilai penggabungan kekuatan all Jokowis' Men masih bisa terjadi atau tidak sama sekali ke depannya. Semua tergantung pada dinamika politik yang bakal terjadi.
“Kita lihat saja ke depan dinamikanya seperti apa,” pungkas Ujang.
Sumber: rmol
                        
                                
                                            
                                            
                                            
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
Artikel Terkait
Respons Keras Said Didu saat Prabowo Sebut Bertanggung Jawab atas Whoosh: Presiden Cabut Taring Purbaya!
Prof Henri Balik Badan Kritik Jokowi: Anaknya Belum Siap, Direkayasa Dipaksakan jadi Wapres
Saut Situmorang: Luhut jadi Dewa Penyelesaian Kebusukan Whoosh
Ekonom Deteksi Rencana Jahat di Proyek Whoosh Bengkak 1,2 Miliar USD