NARASIBARU.COM - Ada kesan ketidakberdayaan diperlihatkan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP, Hasto Kristiyanto soal kondisi partainya di akhir pemerintahan Jokowi-Maruf.
Direktur Eksekutif Sentral Politika, Subiran Paridamos mengamati, Hasto semakin rajin mengkritik Presiden Jokowi setelah penetapan hasil pemilihan umum (Pemilu) 2024.
"Mulai dari isu penyalahgunaan kekuasaan dalam pilpres, penggembosan PDIP. Menuduh Jokowi dalang melorotnya suara PPP dan ingin merebut Golkar, terakhir Jokowi diisukan mau rebut PDIP," ujar Subiran kepada Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (6/4).
Lulusan magister Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) itu memandang, secara psikologis komunikasi politik PDIP cenderung menunjukkan kondisi tidak berdaya.
"Orang yang terus-terusan menyerang lawan politik adalah pertanda posisinya sedang terancam, lemah, dan tak berdaya menghadapi kekuatan politik yang sangat kuat dari Presiden Jokowi," tuturnya.
Oleh sebab itu, ia menyayangkan manuver elite PDIP termasuk Hasto justru menggunakan gaya komunikasi politik menyudutkan lawan politik. Padahal, PDIP termasuk partai reformasi yang punya ideologi kuat.
"Sebagai sekjen partai, idealnya komunikasi politik Hasto lebih bijaksana," pungkas Subiran.
Artikel Terkait
Tanda Tangan Disorot, Bobby Nasution Tak Ikhlas Lepas 4 Pulau ke Aceh?
Belum Selesai! Urusan 4 Pulau Aceh Kini Mengarah ke Menteri Tito, Kenapa Ngotot Mau Kasih ke Sumut?
Empat Pulau Resmi Kembali ke Aceh, Bobby Nasution Ingatkan Warga Sumut: Tolong Jangan Terprovokasi Lagi Ya!
Sebut 4 Pulau Punya Cadangan Minyak Jumbo, Habib Rizieq Shihab: Mantu dan Mertua Sama-Sama Maling!