Anies menilai, tidak tepat jika seorang kontestan kalah pilpres memutuskan jalur karier politik melalui kontestasi tingkat daerah. Ia menegaskan, setelah kontestasi pilpres usai semua kembali ke posisi masing-masing.
"Bila kompetisi pilpres itu dianalogikan seperti level maka level di sebuah negara tidak ada yang lebih tinggi lagi. Pertanyaannya, apakah yang dikerjakan sesudah itu harus diartikan lebih rendah? Sebelumnya, juga lebih rendah. Ada pilkada gubernur, menteri, kemudian ikut kompetisi yang diasumsikan naik," ujar Anies, dikutip dari YouTube Bambang Widjojanto, Minggu (12/5/2024).
Anies kemudian menyinggung presiden terpilih Prabowo Subianto yang masih meneruskan jabatannya sebagai menteri meski sudah memenangkan kontestasi pilpres.
Menhan, sebut Anies, adalah pembantu presiden. Semestinya Prabowo yang sudah menyandang status sebagai presiden terpilih untuk mundur agar tidak disebut turun kelas. "Ketika sudah ditetapkan jadi presiden terpilih dan tetap jadi menteri, itu (mengalami) penurunan enggak tuh?" tanyanya.
Anies menyadari langkahnya ke depan pasti akan lebih rendah dari pilpres, mulai dari memilih kembali ke kampus dan mengajar, ikut pertarungan di Pilkada Jakarta, pemerintahan hingga bertugas di luar negeri.
"Opsi apapun yang ada, pasti akan dianggap lebih rendah dari pilpres. Jadi, menurut saya tidak tepat bila menggunakan perspektif turun atau naik," kata dia.
Artikel Terkait
Prabowo Ambil Alih Tanggung Jawab Whoosh? Tunggu Dulu! Puan Mau Bongkar-bongkaran soal Keputusan di Era Jokowi
Respons Keras Said Didu saat Prabowo Sebut Bertanggung Jawab atas Whoosh: Presiden Cabut Taring Purbaya!
Prof Henri Balik Badan Kritik Jokowi: Anaknya Belum Siap, Direkayasa Dipaksakan jadi Wapres
Saut Situmorang: Luhut jadi Dewa Penyelesaian Kebusukan Whoosh