NARASIBARU.COM -Pembentukan Tim Forestry and Other Land Use (FOLU) Net Sink 2030 oleh Kementerian Kehutanan (Kemenhut) menuai sorotan tajam.
Tim yang dibentuk untuk menekan emisi gas rumah kaca (GRK) ini justru dinilai sarat kepentingan politik.
Pasalnya, Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni, yang juga Sekjen Partai Solidaritas Indonesia (PSI), menarik sebelas kader PSI untuk masuk ke dalam tim tersebut.
Langkah ini memicu kritik keras dari berbagai pihak, termasuk pengamat politik Rocky Gerung.
Rocky menilai penempatan kader PSI dalam tim tersebut tidak selaras dengan kebijakan Presiden Prabowo Subianto yang menekankan efisiensi anggaran di seluruh kementerian dan lembaga.
“Sepertinya mumpungisme dan moral hazard tidak terbendung. Mumpung ada kekuasaan, pastikan bahwa relasi politik ditumpuk di kementerian itu. Akhirnya rakyat merasa Indonesia makin gelap,” kata Rocky lewat kanal YouTube miliknya, Jumat 7 Maret 2025.
Rocky juga menyoroti dugaan nepotisme dalam penunjukkan tim tersebut. Ia menilai langkah ini mencerminkan praktik "cawe-cawe" politik yang justru mencederai prinsip pemerintahan bersih dan efisien.
Artikel Terkait
Prabowo Ambil Alih Tanggung Jawab Whoosh? Tunggu Dulu! Puan Mau Bongkar-bongkaran soal Keputusan di Era Jokowi
Respons Keras Said Didu saat Prabowo Sebut Bertanggung Jawab atas Whoosh: Presiden Cabut Taring Purbaya!
Prof Henri Balik Badan Kritik Jokowi: Anaknya Belum Siap, Direkayasa Dipaksakan jadi Wapres
Saut Situmorang: Luhut jadi Dewa Penyelesaian Kebusukan Whoosh