"Setiap ziarah di Tebuireng ini kalau melihat makamnya Gus Dur ini ada yang menarik. Perhatikan di batu nisannya. Ada bahasa Arab, bahasa Inggris, bahasa Cina Tiongkok dan Indonesia. Maka selalu yang kita ingat adalah semangat beliau menjaga pluralisme, bhineka tunggal ika," ungkap Ganjar.
Maka dari itu, sebagai generasi penerus, ia selalu mengingat tauladan dari Gus Dur, berkaitan dengan toleransi, saling menghargai dan saling menghormati.
"Di tempat lain, beliau sangat di hormati. Di Semarang, dituliskan secara khusus sebuah penghormatan pada sebuah kampung pecinan," ungkap mantan Gubernur Jateng itu.
Sayangnya, Ganjar mengaku belum berkesempatan berinteraksi langsung dengan Gus Dur. "Saya belum pernah salaman, pengen salaman belum pernah dapat (bisa, red)," pungkasnya.
Reporter : Agung Pamungkas
Editor : Muji Hartono
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: koranmemo.com
Artikel Terkait
MBG di Boyolali Disabotase: Ratusan Paket Ditarik, Ada Orang Asing Masuk Kelas!
Biar Bosmu Tahu! Viral Bobby Nasution Razia Truk Pelat Aceh di Sumut Demi Kejar PAD Triliunan
VIRAL Kain Kafan dan Kerangka Manusia Berserakan di Area Proyek Tangerang
Fakta-Fakta Kesiapan IKN Jadi Ibu Kota Politik 2028, Cuma Cuap-Cuap Belaka?