"Memang yang paling banyak didiskusikan itu terkait lapangan pekerjaan, bagaimana anak muda yang baru lulus kuliah bisa mendapatkan pekerjaan," terangnya
Selain itu, Lulusan S1 dari London School of Economics di Inggris tersebut juga menyebut banyak dari para milenial di Ponorogo yang mengeluarkan uneg-unegnya terkait permasalahan anggaran untuk guru agama yang kecil.
Lalu kepedulian pemerintah terhadap pengobatan tradisional hingga persoalan literasi pembaca di Ponorogo masih minim, dan buku bacaan sangat rentan dengan pembajakan.
"Memang harapannya acara ini bisa memantik critical thinking, cara berpikir kritis dan juga membawa kultur demokrasi yang sehat, kultur diskusi yang sehat, kultur membawa gagasan yang sehat dalam sistem politik Indonesia. Karena kita anak anak muda yang akan menentukan ke depan bangsa ini," tutupnya
Seusai kegiatan tersebut, Rara juga menyempatkan berziarah ke makam Kyai Ageng Hasan Besari di Desa Tegalsari, Kecamatan Jetis.
Kegiatan diakhiri dengan berwisata dan belajar sejarah dari Pesantren Gebang Tinatar dan Kesultanan Mataram serta melihat koleksi benda-benda berharga yang dimiliki oleh Anies Baswedan di Ndalem Guron, yang masih berdekatan dengan kompleks makam dan masjid Tegalsari.
Reporter : Sony Dwi Prastyo
Editor Achmad Saichu
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: koranmemo.com
Artikel Terkait
MBG di Boyolali Disabotase: Ratusan Paket Ditarik, Ada Orang Asing Masuk Kelas!
Biar Bosmu Tahu! Viral Bobby Nasution Razia Truk Pelat Aceh di Sumut Demi Kejar PAD Triliunan
VIRAL Kain Kafan dan Kerangka Manusia Berserakan di Area Proyek Tangerang
Fakta-Fakta Kesiapan IKN Jadi Ibu Kota Politik 2028, Cuma Cuap-Cuap Belaka?