NARASIBARU.COM - Genderang kritik terhadap komposisi kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka mendatang ditabuh semakin kencang.
Kali ini, sorotan paling tajam datang dari Ketua Dewan Direktur Great Institute, Syahganda Nainggolan, yang tanpa tedeng aling-aling menyebut Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka sebagai "beban negara" dan mendesak Prabowo untuk melakukan "cuci gudang" terhadap menteri-menteri peninggalan era Joko Widodo (Jokowi).
Pernyataan keras ini dilontarkan Syahganda dalam sebuah diskusi di podcast Forum Keadilan yang ditayangkan di YouTube.
Ia menilai, meskipun Prabowo Subianto memiliki kapasitas personal yang mumpuni untuk memimpin, visi besarnya terancam kandas jika masih dikelilingi oleh tim yang tidak kompeten.
"Prabowo tidak didukung oleh kabinet yang mumpuni," tegas Syahganda, menggarisbawahi adanya jurang antara kemampuan sang presiden terpilih dengan jajaran pembantunya dikutip pada Sabtu (12/7/2025).
Menurut Syahganda, keraguan ini bukan tanpa dasar.
Ia menunjuk serangkaian klaim dan program dari para menteri saat ini yang dinilainya jauh dari kata berhasil dan penuh kejanggalan.
Salah satu yang paling disorot adalah kinerja sektor pertanian.
"Banyak klaim dari menteri-menteri yang masih dipertanyakan kebenarannya, seperti surplus beras yang diklaim Menteri Pertanian, padahal terjadi pergantian Kepala Bulog berkali-kali," ungkap Syahganda.
Ia juga menyoroti program ambisius seperti makan bergizi gratis (MBG) yang realisasinya di Sukabumi disebut baru mencapai 5%, hingga rencana pembentukan 80.000 koperasi merah putih yang dianggapnya tidak akan efektif tanpa adanya edukasi yang kuat terlebih dahulu.
Kegagalan-kegagalan kecil ini, menurutnya, adalah cerminan dari masalah yang lebih besar.
"Ada kekacauan dan pencapaian yang kurang dalam lingkungan Prabowo, yang disebabkan oleh kurangnya dukungan kapasitas menteri-menterinya, termasuk Wapres," sambungnya.
Puncaknya, Syahganda secara spesifik menuding bahwa para menteri warisan pemerintahan Jokowi, termasuk Gibran, justru akan menjadi penghambat laju pemerintahan Prabowo.
Ia bahkan mensinyalir adanya loyalitas ganda dari beberapa menteri yang masih terpengaruh pesan-pesan dari Istana lama.
"Menteri-menteri peninggalan era Jokowi, termasuk Wapres Gibran, dinilai menjadi beban bagi pemerintahan Prabowo," ujarnya dengan lugas.
Secara mengejutkan, Syahganda tidak ragu mengarahkan kritiknya langsung kepada putra sulung Presiden Jokowi tersebut.
Ia menilai Gibran belum memiliki kapasitas yang cukup untuk mengemban tugas berat sebagai wakil presiden.
"Wapres Gibran dianggap sebagai beban negara karena dinilai kurang kompeten," tandasnya.
Melihat potensi ancaman ini, Syahganda menawarkan solusi radikal bagi Prabowo jika benar-benar serius ingin mengejar target pertumbuhan ekonomi fantastis sebesar 8%. Solusi itu adalah perombakan total.
"Prabowo perlu melakukan 'overhaul' atau 'cuci gudang' dalam kabinetnya jika ingin mencapai target pertumbuhan ekonomi 8% dan mewujudkan visinya," saran Syahganda.
Lebih jauh, ia mendorong Prabowo untuk berani membentuk kabinet profesional atau zaken kabinet, yang diisi oleh para ahli di bidangnya, bukan sekadar bagi-bagi kursi politik untuk partai pendukung di Koalisi Indonesia Maju (KIM).
"Disarankan agar Prabowo membentuk kabinet zaken (profesional) dan tidak terganggu oleh kepentingan partai politik dalam Kim," tambahnya, sembari menantang partai koalisi untuk menyodorkan nama-nama calon menteri yang benar-benar kredibel dan kapabel.
Meski kritiknya terdengar sangat pedas, Syahganda menegaskan bahwa semua ini dilandasi oleh niat baik untuk kemajuan bangsa.
Ia berharap evaluasi ini dilihat sebagai bentuk dukungan konstruktif.
"Kritik yang disampaikan bersifat konstruktif karena rasa cinta," pungkasnya.
👇👇
Sumber: Suara
Artikel Terkait
IRONI! Puluhan Wamen Rangkap Jabatan di BUMN: Rakyatnya Nganggur, Elitenya Pesta Pora
Dana Asing Kabur Rp7,09 Triliun Pekan Ini
Selamat! Ketua GP Ansor Tommy Darmadi Jadi Komisaris Anak Usaha PLN
Oh Ternyata! Jabat Komisaris PLN, Terkuak Alasan Ade Armando Dapat Jatah di Pemerintahan Prabowo-Gibran