Namun sangat disayangkan hal itu tidak menjadi solusi dan aksi boikot kian marak terjadi.
Tak hanya Unilever saja yang terkena imbasnya beberapa brand juga terkena seperti Starbucks, MCD, Danone, Nestle, P&G, Zara dll.
Aksi boikot ini merupakan bagian dari gerakan BDS (Boycott, Divestment and Sanctions) atau “Boikot, Divestasi, Sanksi” yang membuat seruan untuk melakukan boikot sejumlah produk yang ditengarai berasal dari Israel atau mendukung kebijakan Israel terhadap Palestina
Gerakan BDS merupakan gerakan Palestina untuk kebebasan, keadilan, dan kesetaraan.
Mereka menjunjung tinggi prinsip warga Palestina berhak atas hak-hak yang sama dengan umat manusia lainnya.
Sejak didirikan pada 2005, BDS menjadi gerakan global yang diisi para serikat pekerja asosiasi akademis, gereja, dan gerakan akar rumput di seluruh dunia.
Mereka mengklaim telah memberikan dampak besar dan efektif dalam mencari dukungan internasional untuk melawan praktik apartheid dan kolonialisme pemukim Israel.
BDS Palestina lantas menyerukan aksi pemboikotan terhadap perusahaan-perusahaan Israel dan internasional yang dinilai terlibat dalam pelanggaran hak-hak Palestina.
Beberapa merek yang turut dikampanyekan untuk diboikot adalah HP, PUMA, Soda Stream hingga komoditas berupa alpukat.
Sanksi ekonomi ini diharapkan dapat membuat Israel berhenti melakukan agresi.
Sumber: pitutur
Artikel Terkait
Dirut KCIC soal Utang Whoosh: Kita Serahkan ke Danantara
Impor Barang Bekas ke RI Meledak, dari 7 Ton jadi 3.600 Ton
Harga BBM Dex Series Naik Lagi per 1 November 2025
Makin Pede! Menkeu Purbaya Pamer Topi “8%”