SAWITKU-Pemerintah pernah mengekspor lima kontainer minyak jelantah (used cooking oil) bervolume 200 metrik ton ke Amerika Serikat pada September 2023.
Pelepasan ekspor tertelusur (well-traceable) berbasis sistem informasi digital Sistem Informasi Minyak Jelantah (Simijel) dilakukan secara hybrid di tiga lokasi yakni Kantor Kemenperin Jakarta, Gudang CV Artha Metro Oil, Tangerang dan Veriflux Office House Houston, Texas, AS,
Mengutip Kementerian Perindustrian (Kemenprin) omoditas ini akan dimanfaatkan menjadi bahan bakar ramah lingkungan (greenfuel) termasuk Sustainable Aviation Fuel (SAF) atau green avtur dan Hydrotreated Vegetable Oil (HVO) atau green diesel.
Baca Juga: Rajin Impor Minyak Jelantah Bekas dari China, UE Diprotes Penggiat Lingkungan
"Ketertelusuran sangat populer di industri greenfuel dan telah menjadi persyaratan di pasar Uni Eropa dan AS. Ekspor perdana ini jadi langkah awal untuk memanfaatkan teknologi dan membuka ketertelusuran dari minyak jelantah," kata Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Putu Juli Ardika saat melepas ekspor secara daring dari Kantor Pusat Kemenperin, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Putu menyebut minyak jelantah adalah satu sumber utama bahan baku biofuel untuk industri greenfuel.
                        
                                
                                            
                                            
                                            
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
Artikel Terkait
Harga BBM Dex Series Naik Lagi per 1 November 2025
Makin Pede! Menkeu Purbaya Pamer Topi “8%”
Mantan Menteri ESDM Kupas Konspirasi di Balik Polemik Freeport
Luhut Akui Proyek Whoosh Bermasalah Sejak Awal: Saya Terima Sudah Busuk Itu Barang