BISNIS PEKANBARU - Kerugian yang diasuransikan akibat gempa bumi dahsyat di Jepang bisa mencapai US$6,4 miliar (S$8,5 miliar) akibat gempa bumi magnitudo 7,6 di Semenanjung Noto pada awal tahun baru.
Data ini dilaporkan menurut perkiraan dari perusahaan pemodelan bencana yang berbasis di AS, Karen Clark & Co (KCC).
Menurut KCC, kerugian dari properti residensial mencapai lebih dari dua pertiga dari total kerugian, karena sebagian besar bangunan komersial dan industri di kota-kota yang terkena dampak gempa lebih tahan gempa karena konstruksinya didominasi baja.
Baca Juga: Produk Pepsico Ditarik dari Toko Carrefour Imbas Kenaikan Harga yang Tidak Dapat Diterima
Gempa tersebut melanda semenanjung Noto di bagian barat Jepang pada sore hari Tahun Baru, meratakan rumah-rumah, memicu tsunami dan memutus komunitas-komunitas terpencil.
Jumlah korban tewas akibat bencana tersebut mendekati 100 orang, dan Amerika Serikat pada hari Jumat mengatakan pihaknya sedang mempersiapkan dukungan dan bantuan logistik militer.
Tak hanya merugikan perusahaan asuransi, Toyota Motor Corp. juga telah mengumumkan bahwa mereka tidak dapat memulai produksi kendaraan tahun ini di Jepang.
Baca Juga: Istora Senayan Terpilih Menjadi Tempat Debat Presiden yang ketiga
Artikel Terkait
Dirut KCIC soal Utang Whoosh: Kita Serahkan ke Danantara
Impor Barang Bekas ke RI Meledak, dari 7 Ton jadi 3.600 Ton
Harga BBM Dex Series Naik Lagi per 1 November 2025
Makin Pede! Menkeu Purbaya Pamer Topi “8%”