SAWITKU-Stagnasi produksi kelapa sawit Indonesia ditengah permintaan domestik yang kian meningkat diprediksi akan mengoreksi kinerja ekspor komoditas strategis nasional ini hingga lebih dari 4% di tahun 2024.
Hal ini diungkapkan Ketua umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Eddy Martono dalam dalam Pakistan Edible Oil Conference di Karachi, Pakistan 14 Januari 2024.
Menurut Eddy, peningkatan produksi paling tinggi hanya akan mencapai tidak lebih dari 5%.
Baca Juga: Perusahaan Perkebunan Sawit Gugat Guru Besar IPB Terkait Karhutla
“Jika mandatori B35 diperpanjang maka kebutuhan domestik Indonesia bisa mencapai 25 juta ton. Dengan demikian, Maka ekspor kelapa sawit di tahun 2024 akan berkurang 4.13% atau hanya sekitar 29 juta ton”, jelas Eddy dalam keterangan tertulis, Senin 15 Januari 2024.
Sementara itu, ketua bidang luar negeri GAPKI Fadhil Hasan, menyatakan, selain program mandatori biodiesel, peningkatan konsumsi juga terjadi pada produk oleochemichal.
Artikel Terkait
Harga BBM Dex Series Naik Lagi per 1 November 2025
Makin Pede! Menkeu Purbaya Pamer Topi “8%”
Mantan Menteri ESDM Kupas Konspirasi di Balik Polemik Freeport
Luhut Akui Proyek Whoosh Bermasalah Sejak Awal: Saya Terima Sudah Busuk Itu Barang