SAWITKU-Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) mencatat terjadi 241 konflik agraria terjadi sepanjang tahun 2023 atau meningkat 12% dari 212 kasus pada tahun sebelumnya.
Dari ratusan konflik tersebut, sektor perkebunan tetap menempati posisi pertama sebagai sektor dengan konflik tertinggi.
Dari jumlah konflik ini, KPA mencatat lahan terdampak seluas 638.188 hektare lahan dan 135.608 kepala keluarga (KK) di 346 desa/kampung/kota.
Baca Juga: Menteri ESDM : Mandatori Biodiesel Mampu Hemat Devisa RI Rp120 Triliun
“Eskalasi konflik agraria tertinggi di sektor perkebunan dan agribisnis, termasuk skala besar. Ini selalu terjadi selama 10 tahun terakhir,” kata Sekretaris Jenderal KPA Dewi Sartika dalam peluncuran Laporan Tahunan KPA tahun 2023 pada Senin, 15 Januari 2024.
Konflik di area perkebunan menempati posisi teratas sebanyak 108 letusan konflik seluas 124.545 hektare, dan jumlah korban terdampak mencapai 37.553 KK.
                        
                                
                                            
                                            
                                            
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
Artikel Terkait
Harga BBM Dex Series Naik Lagi per 1 November 2025
Makin Pede! Menkeu Purbaya Pamer Topi “8%”
Mantan Menteri ESDM Kupas Konspirasi di Balik Polemik Freeport
Luhut Akui Proyek Whoosh Bermasalah Sejak Awal: Saya Terima Sudah Busuk Itu Barang