SAWITKU-Pemerintah Indonesia dan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) menjalin kerja sama untuk menciptakan petani muda keren di Indonesia.
Kerja sama itu dilakukan melalui Kantor Staf Presiden (KSP) dan Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) dengan program Technical Cooperation Programmes (TCP) yang ditandatangani di KSP, Jakarta, Senin 15 Januari 2024.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan, regenerasi petani menjadi salah satu permasalahan dunia, sehingga ada kegelisahan yang dihadapi berbagai negara soal regenerasi petani.
Baca Juga: 2024, APRIL Group Operasikan Pabrik Kertas Kemasan
"Di satu sisi pertumbuhan penduduk dunia semakin meningkat, namun pada sisi yang lain kondisi pertanian atau tanahnya menurun. Bahkan, teridentifikasi petani dihuni oleh orang-orang tua dengan alat-alat seadanya," kata Amran.
Amran menyebut pertanian merupakan sektor strategis penyedia pangan yang saat ini menghadapi krisis ketersediaan petani.
Jumlah rumah tangga petani dalam 10 tahun terakhir, yakni periode 2003-2013, telah berkurang sebanyak 5 juta orang dan sebanyak 61 persen petani Indonesia berusia di atas 45 tahun.
Baca Juga: KPA Sebut Konflik di Kebun Sawit Sarat Kekerasan dan pelanggaran HAM
Dia menilai kecilnya ketertarikan generasi muda untuk terjun di sektor pertanian karena mereka menganggap profesi sebagai petani tidak keren, kumuh, miskin, dan komunitas terpinggirkan.
Hal itu juga yang mendorong Kementan bergerak untuk menghapus citra tersebut.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengatakan Kementan ingin mengenalkan teknik pertanian modern untuk menumbuhkan minat generasi muda terhadap sektor pertanian.
"Kami ingin memunculkan cara bertani modern, smart farming, kepada anak muda pelaku pertanian dan pemahaman pertanian yang semakin luas bagi anak muda," kata Dedi.
Baca Juga: Terima Dubes UE, Moeldoko Janji Tingkatkan Standar ISPO dan SVLK
Dia berharap program tersebut bisa menghapus citra petani yang dianggap tidak keren di kalangan anak muda.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: sawitku.id
Artikel Terkait
Tuai Pro Kontra! Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Usul Program Sumbat Sperma Suami Jadi Syarat Penerima Bansos
Yayasan yang Garap Proyek Makan Bergizi Gratis Dikuasai Keluarga dan Pendukung Prabowo
BKPM Ungkap Adanya Investasi yang Meleset Rp1.500 Triliun di Akhir Pemerintahan Jokowi
Dedi Mulyadi Wajibkan KB Vasektomi Untuk Penerima Bansos: Berhenti Bikin Anak Kalau Tak Sanggup!