Ketua Umum APSyFI, Redma Gita Wirawasta, mengatakan angka PHK industri tekstil dan produk tekstil (TPT) dihitung berdasarkan penurunan utilisasi kapasitas produksi yang terus susut di sejumlah pabrik.
"Kami perkirakan di kuartal kedua ini utilisasi bisa naik lagi ke level 55% masih di hilir, penyerapan tenaga kerja sampai 100.000 dan di akhir tahun penyerapan bisa di angka 500.000," kata Redma kepada Bisnis, Jumat (22/3/2024).
Proyeksi tersebut sejalan dengan optimisme pelaku usaha lantaran kebijakan pemerintah mengatur lalu lintas impor melalui Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No. 36/2023 yang berlaku sejak 10 Maret 2024 lalu.
Menurut Redma, penyerapan tenaga kerja baru akan mulai terjadi di industri TPT hilir yang memproduksi pakaian jadi, khususnya konveksi untuk produksi late order jelang lebaran.
"Proyeksi di akhir kuartal pertama ini, utilisasi bisa naik 5% ke angka 50%, ada penyerapan tenaga kerja yang dipanggil kembali bekerja disekitar 20.000," tuturnya.
Diberitakan sebelumnya, industri TPT semakin kewalahan menghadapi banjir produk baju impor ilegal di pasar domestik. Kondisi ini membuat kinerja industri kian terperosok sejak 2022.
Artikel Terkait
Harga BBM Dex Series Naik Lagi per 1 November 2025
Makin Pede! Menkeu Purbaya Pamer Topi “8%”
Mantan Menteri ESDM Kupas Konspirasi di Balik Polemik Freeport
Luhut Akui Proyek Whoosh Bermasalah Sejak Awal: Saya Terima Sudah Busuk Itu Barang