NARASIBARU.COM -Saat bertugas di Bea Cukai Batam, Kepulauan Riau, Andhi Pramono (AP) diduga aktif memberikan rekomendasi yang menyimpang dari aturan kepabeanan.
Hal itu merupakan salah satu materi yang didalami tim penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) saat memeriksa 10 orang sebagai saksi dalam kasus dugaan penerimaan gratifikasi dan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) dengan tersangka Andhi Pramono selaku mantan Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Makassar.
"Kamis (13/7) bertempat di Polresta Barelang, Kota Batam, tim penyidik telah selesai memeriksa saksi-saksi," ujar Jurubicara Bidang Penindakan dan Kelembagaan KPK, Ali Fikri kepada wartawan, Jumat pagi (14/7).
Saksi-saksi yang telah diperiksa yaitu Tamrin selaku karyawan swasta, Ciwi Hartono selaku karyawan swasta, Edison Alva selaku wiraswasta, Tiurlan Sihaloho selaku notaris, Anly Cenggana selaku notaris.
Selanjutnya, Willy selaku Direktur PT Megah Menorah Indonesia, Aprianto selaku wiraswasta, Masrayani selaku karyawan swasta, Niaty Inya Ida Putri selaku wiraswasta, dan Susanti selaku karyawan swasta.
Artikel Terkait
Usai Tersangkakan Nadiem, Nurcahyo Jabat Kajati Kalteng
Akhir Pelarian Anggota Resmob ‘Abal Abal’, Tipu Ratusan Ternyata Buat Ini
Ira Puspadewi Tak Bisa Disamakan dengan Tom Lembong
Anak Riza Chalid soal Kasus Minyak Mentah: Ayah Saya Tak Terlibat!