Pertama, bisa disebabkan oleh faktor genetik (kelainan bawaan). Kedua, dapat disebabkan oleh gangguan fungsi organ (hormon terganggu), dan ketiga, adanya saluran yang buntu.
"Meskipun orangnya mungkin terlihat normal, namun saluran spermanya bisa menjadi buntu.
Penyebabnya bisa bersifat genetik atau disebabkan oleh infeksi. Oleh karena itu, langkah pertama yang dilakukan adalah analisis sperma," ungkap Aucky Hinting.
Setelah hasil analisis menunjukkan sperma nol, Aucky Hinting menyarankan agar pasien melakukan pemeriksaan darah hormon, khususnya FSH dan testosteron.
Di RSIA Ferina, pasien dapat memanfaatkan berbagai layanan, seperti stimulasi spermatogenesis hingga kultur embrio dengan teknologi timelapse.
"Jika FSH dan testosteron berada dalam batas normal, kemungkinan pasien mengalami saluran buntu.
Apakah itu disebabkan oleh faktor bawaan atau penyebab lain seperti infeksi.
Jika kadar hormon FSH rendah, pasien perlu mendapatkan suntikan.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: gorontalopost.jawapos.com
                        
                                
                                            
                                            
                                            
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
Artikel Terkait
HINDARI OBESITAS ! Pahami Penyebab dan Ragam Penyakit yang Dapat Mengganggu Aktivitas
Mulai Umur Berapa Pengukuran Tensimeter Perlu Dilakukan untuk Mendeteksi Hipertensi?
Langkah-langkah Membedah Kesehatan Tulang: Panduan untuk Mengenali Tulang yang Sehat
Panduan Lengkap Melahirkan dengan BPJS Kesehatan: Syarat, Prosedur, dan Biaya yang Ditanggung