Pekerjaan yang melibatkan gerakan tangan berulang, seperti pekerja kantoran, petugas kasir, tukang cukur, atau penjahit, dapat meningkatkan risiko terjadinya CTS.
Beberapa faktor risiko meliputi jenis kelamin (lebih umum pada wanita), kondisi seperti diabetes, rheumatoid arthritis, dan perubahan keseimbangan cairan tubuh.
Selain itu, faktor keturunan, cedera pergelangan tangan, kehamilan, dan pekerjaan berat dengan penggunaan tangan dapat meningkatkan risiko terjadinya CTS.
Gejala CTS meliputi kesemutan, mati rasa, dan nyeri pada tangan hingga lengan. Tangan atau jari yang terkena CTS bisa mengalami kesulitan dalam gerakan, seperti mengetik atau mengangkat benda.
Diagnosis CTS dapat dilakukan melalui pemeriksaan fisik dan beberapa tes, seperti tes darah, elektromiografi, atau ultrasonografi.
Pengobatan untuk CTS tergantung pada tingkat keparahan. Pada kasus ringan hingga sedang, perawatan mungkin mencakup balutan pergelangan tangan disertai suntikan kortikosteroid. Operasi mungkin diperlukan jika terdapat tanda kerusakan saraf permanen.
Pencegahan CTS melibatkan langkah-langkah seperti meregangkan tangan, menjaga postur tubuh, dan mengurangi stres pada tangan.
Meskipun sulit untuk mencegah sepenuhnya, mengurangi risiko dapat dilakukan dengan menjaga kesehatan tubuh dan kebiasaan kerja yang baik.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: radarbali.jawapos.com
Artikel Terkait
HINDARI OBESITAS ! Pahami Penyebab dan Ragam Penyakit yang Dapat Mengganggu Aktivitas
Mulai Umur Berapa Pengukuran Tensimeter Perlu Dilakukan untuk Mendeteksi Hipertensi?
Langkah-langkah Membedah Kesehatan Tulang: Panduan untuk Mengenali Tulang yang Sehat
Panduan Lengkap Melahirkan dengan BPJS Kesehatan: Syarat, Prosedur, dan Biaya yang Ditanggung