NARASIBARU.COM - Tim pelaksanaan Program Penguatan Ekosistem Kemitraan untuk Pengembangan Inovasi Berbasis Potensi Daerah berkolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten atau Pemkab Sukabumi dalam sebuah Focus Group Discussion.
Kegiatan ini diadakan sebagai langkah awal dalam mengumpulkan data untuk merumuskan kebijakan strategis dalam mengatasi tantangan bidang ketenagakerjaan dan pendidikan vokasional di Kabupaten Sukabumi.
Dalam acara yang diinisiasi oleh Tim Konsorsium Ekosistem Kemitraan Vokasi Jabar dan Banten, hadir beberapa instansi, termasuk Dekan Sekolah Vokasi IPB, Dr. Ir. Aceng Hidayat, M.T, Tim Konsorsium Ekosistem Kemitraan Vokasi Jabar dan Banten, Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda), Dinas Tenaga Kerja, serta Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi.
Baca Juga: Innalillahi, Ustadz Syahroni Mardani Hari Ini Meninggal Dunia
Dalam sambutannya, Dekan Sekolah Vokasi IPB Dr. Ir. Aceng Hidayat, M.T, menegaskan tujuan utama acara ini adalah membangun ekosistem kolaboratif dan produktif antara perguruan tinggi vokasi dan pemerintah kabupaten Sukabumi khususnya.
"Kami percaya bahwa kerja sama erat antara perguruan tinggi dan pemerintah daerah adalah kunci untuk mengatasi tantangan masa depan di bidang ketenagakerjaan dan inovasi," ujar Dr. Aceng Hidayat.
Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Sukabumi Adi Gumbara Putra, menjelaskan bahwa saat ini populasi penduduk Kabupaten Sukabumi mencapai 2.762.500 jiwa.
Baca Juga: Pernah Jadi Kota Intoleran, Kini Bima Arya Dapat Penghargaan Kepemimpinan Toleransi Terbaik
Program pembangunan daerah difokuskan pada sektor pertanian dan pariwisata.
"Populasi yang besar tentu saja membuat masalah tersendiri, terutama dalam bidang teknologi. Kami telah berupaya bersama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), namun perlu ditingkatkan," ujarnya.
Dalam Focus Group Discussion, Adi juga memaparkan adanya pola kerja yang menarik di Sukabumi, yang dapat menjadi tambahan data untuk tim penyusun Ekosistem Kemitraan Vokasi JABAR dan Banten, terutama terkait dengan aspek nilai.
Baca Juga: Tawuran Marak Terjadi di Bogor, Psikolog Ini Bilang Proses Pencarian Jati Diri
Ia menjelaskan bahwa dalam bidang pertanian, masyarakat di Kabupaten Sukabumi memiliki budaya kerja yang mengakar dalam sejarah, di mana waktu kerja dimulai dari pagi hingga siang hari.
"Implikasi dari etos kerja ini adalah persepsi bahwa pembangunan besar cenderung mempekerjakan tenaga kerja dari luar wilayah ini, seperti Jawa Tengah dan Jawa Timur. Ini adalah aspek yang harus diubah, dan pendidikan diharapkan dapat mengubah budaya dan persepsi tersebut," pungkas Adi.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: metropolitan.id
Artikel Terkait
Dokter Tifa Makin Care, Resepkan Obat biar Jokowi Lekas Pulih: Saya Ingin Bantu tapi Dikriminalisasi
Tidak Diberi Jalan, Pengendara Mobil Asal Jaksel Todongkan Airsoft Gun ke Pengendara Motor di Bogor
Wajah Pak Kasmudjo Diplester dan Terlihat Kurang Sehat, Hampir Berbarengan dengan Sakitnya Jokowi, Kenapa Ya?
Ulil Panen Kritik Usai Sebut Penolak Tambang Wahabi: Semua yang Nggak Sejalan dengan PBNU Dicap Wahabi