"Saya ingin mengatakan bahwa jika belajar dari situ, maka pembangunan akses yang hanya satu arah di JIS, ini terlalu melampaui budaya yang biasa kita lajukan di Indonesia. Kita belum terbiasa satu akses," kata Ophan, mengutip video yang diunggah di kanal YouTube tvOneNews, Rabu (5/7/2023).
"Sedangkan di Eropa dan perhelatan sepak bola dunia lainnya belakangan ini demi alasan mempermudah pengamanan melakukan pengecekan, barikade berlapis, maka FIFA mengarahlam agar arus masa datang dari satu titik, bukan titik yang merepotkan keamanan," tambahnya.
Jika alasannya karena masyarakat Indonesia tidak terbiasa berjalan jauh, maka Ophan setuju agar pintu akses ke stadion ditambah. Namun seharusnya, kata Ophan, masyarakat sudah harus membiasakan diri untuk berjalan kaki menuju lokasi pertandingan.
"Kita harus membiasakan berjalan kaki berkilo meter jauhnya. Di luar negeri untuk masuk stadion, menyaksikan final, perhelatan besar, balap motor, mobil dan sebagainya, terbiasa jalan kaki 2-4 kilo jauhnya karena parkir tak boleh dekat stadion," pungkasnya.
Sumber: kontenjatim
                        
                                
                                            
                                            
                                            
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
Artikel Terkait
Mulai 1 Februari 2025, Elpiji 3 kg Tak Lagi Dijual di Pengecer
Peringatan BMKG: Gempa Megathrust Mentawai-Siberut Tinggal Menunggu Waktu, Bisa Capai M 8.9
Prihatin Soal Konflik PKB vs PBNU, Komunitas Ulama dan Nahdliyin Keluarkan 9 Rekomendasi
Cabut Pasal Penyediaan Alat Kontrasepsi, DPR: Jangan Buka Ruang Generasi Muda untuk Berzina!