"Mereka bekerja bisa dibilang full time selama musim tanam, selama musim panen, lalu apa yang kita kerjakan? Kita tidak fix-in ke tata niaga, yang kita lakukan kita beri bansos," sambung Anies.
Padahal, Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan bahwa jika pemerintah lebih memilih untuk membereskan persoalan tata niaga agar bersih, sehingga petani mendapatkan hasil yang layak, bansos tak lagi diperlukan.
"Bila tata niaga karet, tata niaga kakao, tata niaga diperbaiki, itu diperbaiki, dia tidak perlu menerima bansos, jadi persoalan kemiskinan ini harus diselesaikan juga lewat mekanisme perekonomia," tegasnya.
Namun begitu, ia mengakui bahwa secara jalur politik, langkah untuk membereskan tata niaga ini tak terlalu populer dibandingkan dengan cara pemberian bansos.
"Karena kalau ngasih bansos itu konkret, 'Makasih,Pak saya terima', saya bertransaksi dengan rakyat. Saya berikan A, Anda pilih saya, gitu kan kira-kira," ungkapnya.
"Tapi kalau pakai policy ini, nggak kelihatan itu, transaksi antara pemimpin dan rakyatnya itu. tapi sekarang mau pilih mana, mau negeri ini dijebak di dalam situasi begini?" pungkas Anies.
Sumber: jawapos
Artikel Terkait
Mulai 1 Februari 2025, Elpiji 3 kg Tak Lagi Dijual di Pengecer
Peringatan BMKG: Gempa Megathrust Mentawai-Siberut Tinggal Menunggu Waktu, Bisa Capai M 8.9
Prihatin Soal Konflik PKB vs PBNU, Komunitas Ulama dan Nahdliyin Keluarkan 9 Rekomendasi
Cabut Pasal Penyediaan Alat Kontrasepsi, DPR: Jangan Buka Ruang Generasi Muda untuk Berzina!