Sehingga Pemerintah Hindia Belanda harus menggunakan rel bergerigi, yang dikembangkan oleh kontruktir, Swiss Niklaus Riggenbach dan rampung pada 1894.
Rel bergerigi di Sumatra Barat terdapat di jalur, yaitu Kayutanam-Batu Tabal sepanjang 23 kilometer dan Pandang Panjan-Payakumbuh sepanjang 72 kilometer.
Baca Juga: Kesaksian Warganet Terhadap Sosok Masinis Julian Korban KA Turangga vs CL Baraya: Ramah Banget
Dipakai untuk mengangkut batu bara dari Sawahlunto menuju ke Teluk Bayur, namun karena menipisnya deposit batu bara layanan KA batu bara berhenti beropasi pada 2003.
Sejak saat itu jalur rel bergerigi mulai nonaktif. KAI sempat mengoperasikan kereta wisata rute Padang-Pandang Panjang-Sawahlunto, namun sepi peminat dan layanannya terpaksa dihentikan.
Walaupun nonaktif, infrastruktur perkeretaapian di Sumatra Barat adalah bagian dari WTBOS atau Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto yang telah diakui sebagai warisan dunia UNESCO sejak 2019.
(***)
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: aboutmalang.com
                        
                                
                                            
                                            
                                            
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
Artikel Terkait
Mulai 1 Februari 2025, Elpiji 3 kg Tak Lagi Dijual di Pengecer
Peringatan BMKG: Gempa Megathrust Mentawai-Siberut Tinggal Menunggu Waktu, Bisa Capai M 8.9
Prihatin Soal Konflik PKB vs PBNU, Komunitas Ulama dan Nahdliyin Keluarkan 9 Rekomendasi
Cabut Pasal Penyediaan Alat Kontrasepsi, DPR: Jangan Buka Ruang Generasi Muda untuk Berzina!