"Saya gak bisa memberikan apapun, harus menerangkan yang kita tahu, gak bisa mengarang. Saya juga belum paham karena belum ada komunikasi juga," tutur Muhtar.
Terkait izin pembangunan, menurut Muhtar, seharusnya hal itu ditempuh tim pembangunan Bukit Algoritma. Namun Muhtar tidak berharap banyak jika melihat kondisi terkini pembangunan belum ada proyek fisik.
"Tapi masih ngambang. Masih jauh sepertinya," ucapnya.
Proyek Bukit Algoritma atau Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pengembangan Teknologi dan Industri 4.0 di Sukabumi digadang-gadang bakal menjadi pusat teknologi mutakhir Indonesia seperti Silicon Valley, AS.
Silicon Valley, di wilayah selatan Teluk San Francisco California, AS, merupakan rumah bagi banyak perusahaan teknologi baru dan global, seperti Google, Facebook dan Apple. Kawasan tersebut juga adalah situs institusi yang berfokus pada pengembangan teknologi.
Bukit Algoritma direncanakan bakal menjadi kawasan dengan fungsi yang sama seperti Silicon Valley AS. Rencananya, kawasan ini bakal dibangun di atas lahan seluas 888 hektare, yang berlokasi di Kecamatan Cikidang dan Cibadak, Kabupaten Sukabumi.
Rencana pembangunan proyek bernilai total sekitar satu miliar euro atau setara Rp18 triliun itu diinisiasi oleh Kiniku Bintang Raya. Perusahaan konstruksi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Amarta Karya (AMKA) (Persero) dipercaya sebagai mitra infrastruktur Bukit Algoritma pada tahap pertama selama tiga tahun ke depan.
Sumber: rmol
Artikel Terkait
Mulai 1 Februari 2025, Elpiji 3 kg Tak Lagi Dijual di Pengecer
Peringatan BMKG: Gempa Megathrust Mentawai-Siberut Tinggal Menunggu Waktu, Bisa Capai M 8.9
Prihatin Soal Konflik PKB vs PBNU, Komunitas Ulama dan Nahdliyin Keluarkan 9 Rekomendasi
Cabut Pasal Penyediaan Alat Kontrasepsi, DPR: Jangan Buka Ruang Generasi Muda untuk Berzina!