NARASIBARU.COM – Pemerintah Amerika Serikat mengklaim telah sukses besar menghancurkan program nuklir Iran melalui serangan udara skala besar ke tiga fasilitas utama: Fordow, Natanz, dan Isfahan.
Namun, citra satelit komersial terbaru justru menunjukkan kenyataan yang bertolak belakang.
Seperti dilansir laman NPR, sejumlah pakar independen membantah klaim sepihak Presiden Donald Trump, yang menyebut bahwa "ambisi nuklir Iran telah dihancurkan.
"Menurut analisis terbaru terhadap foto satelit, serangan itu bersifat tidak tuntas, bahkan gagal menyentuh stok uranium yang sudah diperkaya hingga level membahayakan.
"Jika semuanya berakhir di sini, maka ini adalah serangan yang sangat tidak tuntas," tegas Jeffrey Lewis, profesor dari Middlebury Institute of International Studies di Monterey, yang selama bertahun-tahun memantau program nuklir Iran.
Stok Uranium Masih Aman, Lokasi Belum Teridentifikasi
Pernyataan Lewis diperkuat oleh David Albright, Presiden Institute for Science and International Security (ISIS), yang menambahkan bahwa uranium 60 persen milik Iran kemungkinan besar telah dipindahkan sebelum serangan terjadi.
"Hari ini, Iran masih memiliki bahan itu dan kita tidak tahu di mana keberadaannya," ujar Albright.
"Saya kira kita harus mengasumsikan bahwa jumlah signifikan dari uranium yang diperkaya itu masih ada, jadi ini belum berakhir."
Menurut data IAEA (Badan Energi Atom Internasional), Iran memiliki lebih dari 400 kilogram uranium-235 dengan tingkat pengayaan 60 persen, cukup untuk membuat sekitar 10 bom nuklir jika disempurnakan hingga level senjata.
Truk dan Alat Berat Terekam H-3 Sebelum Serangan
Fakta lain yang memperkuat dugaan kegagalan operasi adalah temuan aktivitas mencurigakan di situs Fordowberdasarkan citra dari Maxar Technologies tanggal 19–20 Juni, hanya tiga hari sebelum pengeboman.
Artikel Terkait
Deklarasi Pangeran Purbaya Jadi Raja Solo Picu Polemik, Kubu Maha Menteri Tedjowulan Keberatan
Trump Melunak Ingin Bantu Zohran Mamdani Bangun New York, tapi...
Massa Buruh Padati Depan Gedung DPR, Bawa Boneka Gurita hingga Spanduk Tuntutan
Peras Bawahan, Gubernur Riau Abdul Wahid Minta Semua Patuh pada Satu Matahari