Alasan Trump Ingin Tangkap Cawalkot New York Zohran Mamdani, Beri Ancaman Kerahkan ICE

- Rabu, 02 Juli 2025 | 08:10 WIB
Alasan Trump Ingin Tangkap Cawalkot New York Zohran Mamdani, Beri Ancaman Kerahkan ICE



NARASIBARU.COM  - Pencalonan Zohran Mamdani untuk maju menjadi calon wali kota New York City menuai kecaman dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Zohran Mamdani maju menjadi calon wali kota New York City melalui Partai Demokrat.

Namun, majunya Zohran Mamdani menjadi kandidat kuat wali kota New York membuat Donald Trump "tak senang".

Bahkan, Donald Trump memberi ancaman terhadap Zohran Mamdani akan mengerahkan Agen Imigrasi dan Penegakan Bea Cukai (ICE) untuk menangkapnya.


Trump juga terus menuduh sosialis Demokrat berusia 33 tahun itu sebagai seorang "komunis".

Ketika ditanya oleh seorang wartawan apa pesannya kepada Mamdani, Trump menjawab, "Baiklah, kita harus menangkapnya".

"Lihat, kita tidak butuh komunis di negara ini, tetapi jika kita punya, saya akan mengawasinya dengan sangat hati-hati atas nama bangsa," lanjut Trump, dikutip dari ABC News.

Trump juga merujuk pada klaim palsu bahwa Mamdani berada di negara itu secara ilegal.

"Banyak orang mengatakan dia ada di sini secara ilegal," kata Trump.


"Kami akan melihat semuanya. Idealnya, dia akan berubah menjadi jauh lebih sedikit komunis. Namun saat ini dia seorang komunis. Itu bukan sosialis," tegasnya.

Lahir di Uganda, Mamdani telah tinggal di Amerika Serikat sejak berusia 7 tahun dan menjadi warga negara yang dinaturalisasi pada tahun 2018.


Saat meninggalkan Gedung Putih pada hari Selasa (1/7/2025) pagi, Trump melanjutkan serangannya terhadap Mamdani setelah pemilihan pendahuluan.


Trump menyebutnya "orang gila total" dan "berita buruk" serta mengulangi klaim palsunya bahwa politisi tersebut adalah seorang komunis.

"Saya kira saya akan bersenang-senang bersamanya, mengawasinya, karena dia harus melewati gedung ini untuk mengambil uangnya," kata Trump setelah mengancam akan menahan pendanaan dari New York jika Mamdani tidak "melakukan hal yang benar".


Dewan Pemilu Kota New York merilis hasil penghitungan suara pilihan berperingkat pada hari Selasa, satu minggu setelah hasil awal yang hanya mencerminkan kandidat pilihan pertama pemilih menunjukkan Mamdani dengan sekitar 44 persen suara dan Cuomo dengan sekitar 36 persen.

Mamdani sekarang unggul atas mantan Gubernur Andrew Cuomo dengan selisih 12 poin, 56?rbanding 44 persen, dalam pemilihan pendahuluan Demokrat, menurut hasil terbaru.

Mamdani Lawan Balik Trump

Sementara itu, Mamdani mengecam ancaman Trump untuk menangkapnya terkait janjinya untuk melawan penggerebekan ICE.

Mamdani menyebut komentar Trump tersebut sebagai "serangan terhadap demokrasi kita" dan "intimidasi".

Dirinya pun mengatakan bahwa ia akan menjadi "mimpi terburuk Donald Trump".

Ia mengutuk upaya Pemerintahan Trump untuk melakukan deportasi massal, dan berjanji dalam pidatonya pada malam pemilihan pendahuluan untuk menggunakan wewenangnya untuk "menghentikan agen ICE yang bertopeng mendeportasi tetangga kita".

Beberapa jam kemudian, Mamdani menulis di media sosial untuk mengecam komentar Trump.

Dia mengatakan bahwa Trump mengancam akan menangkapnya "bukan karena saya melanggar hukum apa pun, tetapi karena saya akan menolak membiarkan ICE meneror kota kita".

"Pernyataannya tidak hanya merupakan serangan terhadap demokrasi kita, tetapi juga upaya untuk mengirim pesan kepada setiap warga New York yang menolak bersembunyi: jika Anda berbicara, mereka akan mendatangi Anda," kata Mamdani, dikutip dari TIME.

"Kami tidak akan menerima intimidasi ini," lanjutnya.


Operasi deportasi massal Pemerintahan Trump telah memicu kontroversi dan kritik yang meluas, termasuk di kalangan politisi New York.

Pada bulan Juni, pengawas keuangan Kota New York Brad Lander, seorang kandidat dalam pemilihan pendahuluan Demokrat untuk wali kota pada saat itu, ditahan oleh agen federal di gedung pengadilan imigrasi Manhattan saat ia berusaha mengawal seorang individu yang tampaknya berusaha ditangkap oleh pejabat federal.

Lander telah mengamati sidang pengadilan imigrasi setelah semakin banyak laporan bahwa imigran yang menghadiri proses pengadilan di sana ditangkap oleh agen ICE.


Pada bulan yang sama, ribuan orang turun ke jalan di Los Angeles untuk memprotes penggerebekan ICE di daerah tersebut, yang memicu kemarahan Trump dan mendorongnya untuk memobilisasi Garda Nasional.

Protes atas kebijakan imigrasi Trump yang agresif segera menyebar ke banyak kota lain di seluruh negeri, termasuk Kota New York.

Sumber: Tribunnews 

Komentar