Ketua RT Gen Z Disamakan dengan Wapres Gibran, Ayahnya Sebut Usia Sudah Sesuai

- Kamis, 17 Juli 2025 | 10:50 WIB
Ketua RT Gen Z Disamakan dengan Wapres Gibran, Ayahnya Sebut Usia Sudah Sesuai



NARASIBARU.COM  - Ramai di media sosial Ketua RT  gen Z bernama Sahdan Arya Maulana disamakan dengan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Mengapa demikian ?

Ternyata netizen menyamakan karena ada unsur dinasti. 

Kalau Gibran disebut lahir dari dinasti politik karena mencalonkan diri menjadi wapres saat ayahnya, Presiden ke-7 RI Jokowi masih menjabat, Sahdan dikaitkan dengan dinasti karena ayahnya, Ali Nurdin, seorang mantan Ketua RT.

 Hal itu terungkap saat Ali Nurdin saat bertemu Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.


Ali Nurdin mendampingi putranya, yang diundang bertemu Dedi bersama Sekretaris RT Vemmas Wahyu Rianto (20) serta Bendahara RT Riski Saputra (21).

Pertemuan mereka disiarkan Dedi Mulyadi di laman Youtubenya @KANGDEDIMULYADICHANNEL, tayang Rabu (16/7/2026).

Ali Nurdin bercerita, anaknya yang menjadi Ketua RT di usia muda itu dibully.

"Kasihan dibully-nya," kata Ali Nurdin kepada Dedi Mulyadi.

"Kenapa itu?" tanya Dedi Mulyadi.

Ali Nurdin lalu mengungkit Wapres Gibran.


"Ini mah Gibran, katanya," ucap Ali.

"Kenapa Gibran," tanya Dedi Mulyadi lagi.


Ali lalu menjelaskan alasannya. Pasalnya, Ali juga pernah menjabat sebagai Ketua RT.

Sehingga, Arya dinilai sebagai hasil politik dinasti.

"Ini umurnya tapi sesuai dengan undang-undang, kan?" tanya  Dedi Mulyadi.

"Sesuai, enggak melanggar MK," kata Ali Nurdin sambil tersenyum.

Baca juga: Kaderisasi PKB Rekrut Ketua BEM UGM Hingga Eks Presiden Dema UIN Jadi Instruktur


Dedi Mulyadi pun tertawa mendengarnya.

Dedi Mulyadi lalu meminta Sahdan untuk memberikan pesan kepada anak-anak muda Gen Z.

"Pesannya untuk anak-anak muda ya. Ya, ayo kita sama-sama membangun wilayah dan kita hapus citra buruk tentang Gen Z," katanya.

"Karena Gen Z itu menurut saya bukan kaum rebahan, tapi kaum yang solutif dan kreatif," sambungnya.

Dedi Mulyadi pun memberikan respon.

"Gen Z adalah bukan kaum rebahan, tetapi kaum yang selalu melakukan perubahan. Nah, gitu kan, Pak?" kata Dedi.

Idolakan Dedi Mulyadi

Seperti diketahui, Sahdan merupakan Ketua RT 7 RW 8 Kelurahan Rawa Badak Selatan, Koja, Jakarta Utara.


Dua bulan menjabat ketua RT, Sahdan pun membuat gebrakan yang akhirnya viral di media sosial, di mana ia memperbaiki jalan rusak di lingkungan tempat tinggalnya hasil musyawarah dan swadaya masyarakat.

Sahdan mengaku mengidolakan Dedi Mulyadi.

Hal yang paling diidolakan Sahdan dari Dedi Mulyadi adalah bagaimana pemimpin Jawa Barat itu sangat peduli kepada masyarakatnya.

"Yang saya lihat dari Kang Dedi Mulyadi ya senang aja ketika dia care sama orang dan bisa berbaur sama warga-warga. Itu kayak ngeliatnya seneng aja," kata Sahdan kepada TribunJakarta.com, Minggu (13/7/2025).

Sahdan pun bermimpi, kelak ia juga bisa menjadi gubernur dan bermanfaat untuk lebih banyak orang.

"Karena saya suka pembangunan ya, karena yang saya tau kalau jadi gubernur itu kan banyak sekali pembangunan. Inspirasi saya juga kang Dedi Mulyadi jadi saya ngeliat dia sangat inspiratif sekali," ungkap Sahdan.



"Itu cita-cita besar saya ya, semoga nasibnya bagus ya kan," celetuknya penuh harap.

Sebelumnya, sosok Sahdan viral di media sosial setelah dirinya menjadi inisiator pembangunan jalan permukiman yang dilakukan hasil swadaya masyarakat.


Tanpa adanya bantuan pemerintah, warga yang tinggal di Jalan Kelapa Hijau, RT 07 RW 08 Rawa Badak Selatan, Koja, Jakarta Utara, bergerak secara mandiri memperbaiki ruas jalan permukiman mereka yang rusak.

Di umurnya yang baru 19 tahun, Sahdan sudah dipercaya masyarakat setempat sebagai ketua RT 07 RW 08 Rawa Badak Selatan.

Meski masih muda, Sahdan ternyata sangat visioner. Ia ingin belajar melakukan pembangunan kewilayahan, dan hal itu bisa ditempuhnya lewat keputusan awal mencalonkan diri sebagai ketua RT.

"Jadi kenapa mau menjadi ketua RT karena dorongan hati saya, ingin bermanfaat bagi warga. Karena saya kecil di sini ya pengen sekali lah berkontribusi untuk wilayah, seperti itu," kata Sahdan.

Menjelang pemilihan ketua RT pada Mei 2025 lalu, Sahdan mulai mengulik bagaimana caranya agar ia bisa mendaftar.

Segala persiapan pun telah dilakukannya secara matang-matang, termasuk memastikan bahwa persyaratan maju sebagai ketua RT sudah lengkap.

Singkat cerita, pemilihan ketua RT pun berjalan dan Sahdan menang telak dari calon lainnya.

"Waktu itu alhamdulillah saya menang dengan suara yang jauh ya. Lawan saya itu suaranya cuma 17 dan saya total suara itu 126 suara," ungkap dia.


Sahdan menganggap, dirinya bisa menang dari calon lainnya karena sosoknya sebagai pemuda dari kalangan Generasi Z alias Gen Z.

Kekinian, sambung Sahdan, masyarakat di sekitar tempat tinggalnya sudah mulai menghilangkan stigma terhadap usia pemimpin wilayah.

Hal itu lah yang dimanfaatkan Sahdan untuk mulai bersilaturahmi lebih giat lagi kepada masyarakat setempat untuk meminta dukungan maju sebagai ketua RT.

Silaturahmi itu disambut baik oleh warga setempat. Warga pelan-pelan menaruh rasa percaya mereka kepada Sahdan tak peduli usianya yang masih sangat muda.

"Alhamdulillah warga ya support kepada. Sekarang sudah dua bulan jadi ketua RT," ungkap dia.

Dua bulan menjabat ketua RT, tentunya ada sejumlah tantangan yang dihadapi Sahdan, terutama ketika mendengar keluhan dan permintaan warga soal pembangunan wilayah.

Sahdan pun membuat gebrakan yang akhirnya viral di media sosial, di mana ia memperbaiki jalan rusak di lingkungan tempat tinggalnya hasil musyawarah dan swadaya masyarakat.

Jalan permukiman yang diperbaiki itu berlokasi di Jalan Kelapa Hijau, RT 07 RW 08 Rawa Badak Selatan.


Menurut Sahdan, perbaikan berupa pengecoran jalan yang rusak sepanjang 100 meter itu hasil swadaya masyarakat.

Merogoh kocek Rp 20 juta, biaya perbaikan jalan dihasilkan dari patungan warga dan biaya operasional sebagai RT yang sama sekali tak digunakannya untuk hal lain.

"Ada yang sebagian dari swadaya dan dari kita. Nah dari kita itu, biaya operasional kita itu semua kita alihkan ke pembangunan semua. Jadi kita selama dua bulan ini tidak pernah ngambil biayaBOP sepeserpun," ucap dia.

Pengerjaan perbaikan jalanan ini berlangsung dua hari.

Ini juga menjadi salah satu upaya untuk mencegah banjir lantaran di belakang pemukimannya terdapat sebuah aliran kali, yang kerap meluap bila hujan lebat datang.

Menurut Sahdan, perbaikan jalan ini harus segera dilakukan karena memang ruas jalan itu menjadi akses utama masyarakat.

Apalagi, selama ini belum ada langkah apapun dari pemerintah soal jalan rusak di sana meski berulangkali telah disampaikan dalam musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang).

Dalam menjalankan perannya sebagai ketua RT, Sahdan dibantu Vemmas dan Riski.


Tiga pemuda sekawan itu memang terbilang masih muda.

Namun, mereka memilih menghabiskan masa mudanya untuk menjadi pribadi yang berguna bagi masyarakat.

Ketiganya memutuskan untuk maju sebagai pengurus wilayah setempat dalam rangka melakukan pembangunan dari tempat yang terdekat, yakni permukiman tempat tinggal mereka sendiri.

Adapun Sahdan Sahdan masih berstatus sebagai mahasiswa semester 5 di Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Sama seperti Sahdan, Vemmas kini masih berkuliah di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Indonesia Jakarta.

Di sisi lain, sang bendahara yakni Riski Saputra kini telah bekerja sebagai kSahdanwan swasta.

Namun, di tengah kesibukan mereka masing-masing, tiga pemuda itu bertekad untuk benar-benar serius dalam hal pembangunan wilayah.

"Kita pengen bermanfaat dan mengabdi kepada wilayah. Karena kita lahir di sini. Kecil bareng. Dan kita sebagai manusia harus berkontribusi dan bermanfaat bagi wilayah," tutup Sahdan

Sumber: Wartakota 

Komentar