PSI Tak Jadi Mati Karena Masuk Darah Jokowi

- Minggu, 20 Juli 2025 | 18:20 WIB
PSI Tak Jadi Mati Karena Masuk Darah Jokowi


Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ternyata pernah akan dimatikan namun tidak terjadi karena Kaesang Pangarep datang menjadi juru selamat.

Soal itu diungkap pendiri yang juga Ketua Dewan Pembina PSI Jeffrie Geovanie. Awalnya dia mengungkap strategi yang dilakukan partainya demi mendongkrak elektabilitas menjelang Pemilu Serentak 2024.

Jeffrie bercerita pernah meminta salah satu pendiri Grace Natalie merayu Joko Widodo (Jokowi) untuk bergabung dengan PSI bahkan dengan cara tak biasa. Dia khawatir mengingat elektabilitas PSI berdasarkan sejumlah lembaga survei hanya berkisar 0,2-0,5 persen pada Februari 2023, jauh menurun dari hasil Pemilu 2019 yang mencapai 1,89 persen.

Selain itu syarat ambang batas untuk lolos ke DPR adalah 4 persen.

“Saya bilang ke Grace kalau perlu nangis sekencang-kencangnya saat ketemu Pak Jokowi. Apalagi partai ini didirikan karena kecintaan kita kepada dia,” ujar Jeffrie dalam pidatonya di kongres PSI 2025 di Gedung Graha Saba Buana Solo, Jawa Tengah, Sabtu 19 Juli 2025.

Selain meminta Grace, Jeffrie juga meminta pendiri lainnya Raja Juli Antoni untuk merayu keluarga Jokowi agar mau bergabung dengan PSI. Usaha dilakukan dengan mendekati putra bungsu Jokowi, Kaesang Pangarep.

“Kalau kalian enggak dapat sedikit pun darahnya keluarga Pak Jokowi atau Pak Jokowi sendiri, kita tutup partai ini,” tegas Jeffrie.

Raja Juli menghubungi Kaesang via pesan WhatsApp sejak Maret 2023 namun hanya dibaca dan tidak dibalas. Usaha Raja Juli akhirnya membuahkan hasil, Kaesang bergabung dengan PSI pada 20 September 2023 dan tiga hari berselang ditunjuk sebagai ketua umum menggantikan Giring Ganesha.

Meski gagal menembus ambang batas parlemen, PSI sempat menaikkan suara nasional menjadi 2,8 persen setelah 4 bulan sebelum pemilu dipimpin Kaesang.

Sumber: rmol
Foto: Ketua Dewan Pembina PSI Jeffrie Geovanie di Kongres PSI 2025 (tangkapan layar)

Komentar