Orang Besar Dituding Jadi Dalang Polemik Ijazah Palsu, Demokrat Semprot Jokowi: Penyakitnya Tambah Parah? Kelihatan Makin Panik!

- Selasa, 29 Juli 2025 | 00:40 WIB
Orang Besar Dituding Jadi Dalang Polemik Ijazah Palsu, Demokrat Semprot Jokowi: Penyakitnya Tambah Parah? Kelihatan Makin Panik!




NARASIBARU.COM - Sekretaris II Badan Riset dan Inovasi Strategis (BRAINS) DPP Partai Demokrat Yan Harahap, merespons pernyataan Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi), yang mencurigai ada agenda besar di balik polemik ijazah palsu. 


Jokowi juga menyebut ada sosok 'orang besar' yang mem-back up isu tersebut.


Istilah 'orang besar' memiliki beberapa makna tergantung konteksnya, baik secara harfiah maupun kiasan.


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) 'orang besar adalah orang yang berpangkat tinggi atau memiliki jabatan penting, pejabat atau pembesar atau orang yang sudah dewasa.


"Pak Jokowi ini terlihat mulai berinsinuasi," kata Yan saat dikonfirmasi wartawan, Minggu (27/7/2025).


Insinuasi adalah bentuk komunikasi yang menyampaikan pesan secara tidak langsung, sering kali berupa sindiran halus atau tuduhan tersembunyi.


Yan pun mempertanyakan, apakah kondisi yang terlihat mulai berinsinuasi itu disebabkan oleh penyakit yang diderita Jokowi semakin parah.


Namun, dia berharap hal kondisi itu tidak berhubungan dengan sakit yang diderita Jokowi.


"Ada apa? Apakah penyakitnya makin parah, hingga bermetastasis menjadi berinsinuasi? Semoga tidak," ujar mantan calon legislatif (caleg) dari Dapil Sumatera Utara I pada Pemilu 2024 itu.


Yan juga merespons adanya tudingan partai biru yang diarahkan kepada Partai Demokrat, di balik polemik ijazah palsu Jokowi.


Yan menyarakan, perilaku insinuasi dalam komunikasi politik menunjukkan kelemahan argumen substantif. 


Dia menegaskan, SBY dan Partai Demokrat memiliki rekam jejak panjang dalam menjaga demokrasi dan etika politik.


Ia juga menyentil sosok yang sedang kehilangan pijakan narasi saat ini.


"Publik yang cerdas tahu siapa yang sedang panik dan kehilangan pijakan narasi," ujarnya.


Yan pun menyampaikan langkah yang akan ditempuhnya jika ada pihak yang mempertanyakan ijazah dirinya. 


Dia menyampaikan, cara untuk mengakhiri polemik ijazah palsu ialah dengan menunjukkan ijazah asli ke publik.


"Tinggal tunjukkan. Selesai perkara. Semua adem, tenteram dan damai Indonesiaku," pungkasnya.


Sebelumnya, soal tokoh politik besar di balik laporan dugaan ijazah Jokowi palsu diungkap Sekjen Peradi Bersatu, Ade Darmawan.


Ia memberi kode, tokoh politik tersebut berbaju biru.


Berawal dari 'Clue' Jokowi, Mengarah ke Partai Biru


Pengamat politik ternama sekaligus Direktur Eksekutif Charta PolitikaYunarto Wijaya, memberikan analisis tajam yang mengarahkan sorotan pada salah satu anggota koalisi pemerintah: Partai Demokrat.


Semua spekulasi ini, menurut Yunarto, tidak muncul dari ruang hampa. 


Ia menyoroti bahwa Presiden Jokowi sendiri yang pertama kali melempar bola panas dengan memberikan petunjuk adanya "tokoh besar" di balik serangan isu ijazah palsu dan wacana pemakzulan.


"Menurut saya isunya kan akhirnya menjadi politik ya ketika kemudian memang dimulai dengan Pak Jokowi juga memberikan sebuah clue Ada tokoh besar di balik isu ijazah palsu mengenai juga pemakzulan," ujar Yunarto dikutip dari Youtube Kompas TV.


Petunjuk samar dari Presiden ini kemudian diterjemahkan secara lebih teknis dan spekulatif oleh para relawan Jokowi, seperti Silfester Matutina dan Ade Darmawan


Mereka mempersempit kemungkinan "dalang" ke partai politik berwarna biru yang berada di dalam koalisi.


"Lalu dijabarkan lebih spekulatiflah dan teknis menurut saya oleh Bang Silfester atau Bang Ade Darmawan. Mengarahnya kalau kita lihat ini kan kalau hanya dua kalau partai yang warnanya biru dan dalam barisan koalisi, hanya Demokrat atau PAN," lanjut Yunarto.


Dengan hanya ada dua partai biru di koalisi, PAN dan Demokrat, analisis pun semakin mengerucut.


Menghubungkan Titik-Titik: Kenapa Demokrat?


Yunarto Wijaya kemudian membeberkan serangkaian variabel yang membuatnya lebih condong menunjuk Partai Demokrat ketimbang PAN. 


Ia membangun sebuah argumen dengan menghubungkan beberapa titik penting:


1. Keterlibatan Sosok Vokal: Salah satu figur yang paling gencar menyuarakan isu ijazah ini adalah Roy Suryo, yang memiliki rekam jejak panjang sebagai kader penting di Partai Demokrat.


Meskipun Roy Suryo telah membantah dan mengeluarkan pernyataan tandingan, koneksi masa lalunya dianggap sebagai variabel signifikan.


2. Motif "Anak Menggantikan": Ada kalimat kunci dalam spekulasi yang beredar, yaitu keinginan sang "tokoh besar" agar anaknya bisa menggantikan Jokowi. 


Yunarto menganalisis, petunjuk ini tidak terlalu cocok untuk Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan.


3. Ambisi Politik AHY: Sebaliknya, petunjuk "anak menggantikan" ini sangat mungkin mengarah pada Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), yang notabene merupakan figur sentral dan calon kuat dari partainya untuk kontestasi kepemimpinan nasional.


"Kalau mau berspekulasi lebih lanjut terkait dengan apa yang misalnya punya korelasi dengan pihak-pihak yang teriak-teriak tentang ijazah palsu dalam konteks ini Roy Suryo sudah mengeluarkan sebuah statement tandingan karena dia merasa dia dulunya Demokrat. Jadi kalau dengan rentetan variabel tadi bukan tidak mungkin arahnya adalah kepada Partai Demokrat," jelasnya.


Luka Lama Politik dan Perebutan Kekuasaan


Analisis Yunarto semakin dalam ketika ia mengaitkan motif ini dengan sejarah hubungan yang tidak selalu mulus antara Partai Demokrat dan lingkaran Jokowi. 


Ada "nuansa konflik di masa lalu" yang bisa menjadi bahan bakar dari manuver politik saat ini.


"Apalagi ada kalimat menginginkan anaknya menggantikan setahu saya misalnya Bang Zulkifli Hasan anaknya tidak sampai level sana," ujar Yunaro.


"Kalau kita bicara Demokrat, mungkin saja berbicara AHY dan mungkin bisa saja dikaitkan dengan masa lalu Demokrat dengan Pak Jokowi, terutama dalam konteks perebutan kursi ketua umum Demokrat kan memang tidak terlalu baik. ada nuansa konflik di masa lalu," tutup Yunarto.


Konflik yang dimaksud merujuk pada upaya pengambilalihan paksa kepemimpinan Partai Demokrat oleh Moeldoko, yang saat itu menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan. 


Peristiwa tersebut meninggalkan luka mendalam dan ketidakpercayaan antara kubu SBY-AHY dengan pihak Istana yang saat itu Jokowi menjadi presidennya.


Sebelumnya relawan Jokowi, Ade Darmawan, dalam wawancara di Kompas TV, memberikan semacam kode mengenai orang yang bermain di isu ijazah palsu Jokowi. 


“Biarlah masyarakat berpikir sendiri dan mencari sendiri siapa sih dalangnya? (Isu ijazah). Saat ini saya pake baju apa? Nah itu mungkin salah satu clue yang bisa saya sampaikan,” kata Ade Darmawan yang memakai kemeja biru saat wawancara dengan Kompas TV.


Relawan Jokowi lain, Silfester Matutina, bahkan lebih gamblang menyebut partai biru yang dimaksud saat ini berada dalam barisan koalisi Prabowo-Gibran.


"Bukan yang kalah Pilpres ya (pihak yang berada di belakang isu ijazah palsu Jokowi), maaf ya yang di dalam koalisi kami lah," ujarnya dalam wawancara di Kompas TV.


Sumber: Tribun

Komentar