Kontroversial! Gus Abbas Buntet Tegaskan Ajaran Habaib Sesat, Masuk Neraka?

- Selasa, 05 Agustus 2025 | 16:56 WIB
Kontroversial! Gus Abbas Buntet Tegaskan Ajaran Habaib Sesat, Masuk Neraka?




NARASIBARU.COM - Pernyataan kontroversial kembali mencuat dari KH Muhammad Abbas Billy Yachsy atau yang lebih dikenal dengan sebutan Gus Abbas Buntet. 


Dalam sebuah pengajian di Malang beberapa waktu lalu, Gus Abbas secara terbuka menyebut ajaran sebagian habaib sebagai sesat.


Dalam ceramah yang terekam dan tersebar di media sosial, Gus Abbas menyoroti secara tajam ajaran Habib Abdullah bin Alawi al-Haddad, seorang ulama sufi besar dari Hadramaut, Yaman, yang sangat dihormati di kalangan Nahdlatul Ulama dan pengikut tarekat. 


Gus Abbas menyebut salah satu kutipan dari Habib Abdullah al-Haddad sebagai bentuk kebohongan spiritual.


“Bagaimana bisa seseorang mengklaim bahwa ruh-ruh manusia datang menemuinya saat terbitnya fajar dan menyampaikan salam kepadanya? Ini jelas tidak masuk akal, bahkan berpotensi menyesatkan umat. Ini kebohongan yang dibungkus mistisisme,” ujar Gus Abbas di hadapan jamaah.


Pernyataan ini sontak menimbulkan reaksi keras, baik dari kalangan habaib maupun dari sebagian besar ulama yang selama ini mengajarkan tarekat dan tasawuf sebagai bagian tak terpisahkan dari tradisi Islam Nusantara.


Tak hanya itu, Gus Abbas juga menentang keras keyakinan bahwa para wali Allah memiliki “akses khusus” kepada Tuhan. 


Ia menilai bahwa anggapan tersebut tidak memiliki dasar dalam ajaran Ahlussunnah wal Jamaah yang benar.


“Dalam Islam, tidak ada makhluk yang punya jalur khusus ke Allah.Keyakinan bahwa ada wali yang bisa ‘berkomunikasi langsung’ dengan Allah tanpa perantara syariat adalah sangat berbahaya,” tambah Gus Abbas.


Ia menegaskan bahwa kekuatan spiritual seorang wali hanyalah dalam konteks kedekatannya kepada Allah karena amal dan akhlaknya, bukan karena punya ‘akses rahasia’.


Lebih jauh, Gus Abbas juga menyoroti kecenderungan masyarakat yang terlalu mengultuskan para habaib hanya karena mereka adalah dzurriyah (keturunan) Nabi Muhammad SAW. 


Ia menyayangkan bahwa status keturunan sering dijadikan justifikasi untuk pembenaran spiritual tanpa kajian kritis.


“Banyak habaib yang dijadikan panutan tanpa melihat ilmunya, amalnya, dan akhlaknya. Ini keliru. Rasulullah sendiri tidak mewariskan kekayaan atau keturunan spiritual, melainkan ilmu. Maka barang siapa yang membawa ilmu Rasul, dialah pewaris Nabi yang sebenarnya – bukan sekadar karena nasab,” tegas Gus Abbas.


Pernyataan Gus Abbas memicu reaksi keras dari banyak kalangan. 


Di media sosial, berbagai akun yang dikenal sebagai simpatisan habaib menuding Gus Abbas telah melampaui batas, bahkan dianggap telah merendahkan sosok ulama besar seperti Habib Abdullah al-Haddad.


Polemik antara Gus Abbas Buntet dan ajaran tarekat yang dinisbatkan kepada para habaib tampaknya belum akan selesai dalam waktu dekat. 


Di tengah masyarakat Muslim Indonesia yang menjunjung tinggi keberagaman mazhab dan tarekat, pernyataan-pernyataan semacam ini akan terus menjadi ujian tentang bagaimana kita mengelola perbedaan secara dewasa dan penuh adab.


Sumber: SuaraNasional

Komentar