Praktis, warga Kota Gaza hanya memiliki dua pilihan, menghadapi pengeboman Israel atau terusir.
“Saya selalu bertanya-tanya mengapa saya harus mengungsi dan tinggal di tenda, sementara (rumah) saya ada di sini,” kata Sara Awad, seorang warga Kota Gaza, kepada AL Jazeera.
“Rasanya tidak masuk akal meninggalkan rumah, sementara mereka memperlakukan kami bukan sebagai manusia,” katanya, melanjutkan.
Setidaknya 64 warga Palestina tewas dalam serangan Israel ke Gaza pada Selasa. Beberapa sumber rumah sakit mengatakan, di antara korban tewas termasuk 13 orang yang sedang antre bantuan di pusat-pusat pendistribusian makanan Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF) yang dikelola Israel dan Amerika Serikat.
Sejak GHF mengambil alih operasi bantuan ke Gaza pada akhir Mei, lebih dari 2.100 warga Palestina tewas ditembak tentara Israel
Sumber: inews
Artikel Terkait
Menhan Sjafrie Warning Bahaya! Ada Negara dalam Negara, TNI Langsung Disiagakan Amankan Bandara IMIP
Isu Bandara Ilegal PT IMIP Diungkap, Said Didu: Pintu Masuk Skandal Tambang Era Jokowi?
Cara Download Snack Video Tanpa Watermark Tercepat dan Paling Mudah 2026
Gus Yahya Tegaskan Surat Pemecatan Dirinya Sebagai Ketua Umum PBNU Tidak Sah