Menurut Aliansi Bangsa, sistem pemerintahan presidensial saat ini dianggap tidak berjalan dengan baik di Turki.
Pihaknya mengacu pada kenaikan nilai inflasi dan biaya hidup, penindasan hak-hak asasi manusia yang terjadi saat kudeta, serta masyarakat yang sedang memulihkan diri dari gempa dahsyat pada Februari 2023 lalu yang menelan setidaknya 45 ribu korban jiwa.
Untuk mewujudkan tujuannya, Aliansi Bangsa membutuhkan sedikitnya 360 kursi di parlemen guna membawa amandemen konstitusi ke referendum. Dibutuhkan pula 400 kursi untuk mengesahkannya tanpa melalui pemungutan suara publik.
Secara terpisah, dalam wawancaranya Kilicdaroglu menyatakan keyakinannya bahwa Aliansi Bangsa mampu mendapatkan suara mayoritas yang dibutuhkan di parlemen.
“Kami akan memperkenalkan budaya kompromi di antara partai-partai politik. Kami pasti akan berkonsultasi dengan masyarakat sipil selama proses legislasi. Semua peraturan akan dibahas terlebih dahulu di Dewan Ekonomi dan Sosial,” ungkap Kilicdaroglu.
“Kami akan membawa demokrasi yang sesungguhnya ke Turki. Kita berbicara tentang Turki yang benar-benar berbeda,” pungkasnya.
Menurut hasil survei yang dirilis oleh lembaga penelitian KONDA Research and Consultancy pada Kamis (11/5), Erdogan tertinggal sebesar lima persen dari Kilicdaroglu. Erdogan memperoleh dukungan sebesar 43,7 persen, sementara Kilicdaroglu sebanyak 49,3 persen.
Pemilu 2023 di Turki akan menjadi salah satu yang terbesar, lantaran dapat menentukan ke arah mana negara sekutu NATO ini di tahun-tahun mendatang.
Selain itu, jika Kilicdaroglu terpilih sebagai presiden maka secara langsung akan menggantikan jabatan Erdogan untuk pertama kalinya dalam periode dua puluh tahun.
Sumber: kumparan.com
Artikel Terkait
Begini Tanggapan Ignasius Jonan Soal Utang Whoosh usai Temui Prabowo
Budi Arie Bantah Projo Singkatan Pro Jokowi, Jejak Digital 2018 Justru Dia Jelas-jelas Ngomong Gitu
Presiden Prabowo Panggil Eks Menhub Ignasius Jonan ke Istana, Bahas Polemik Whoosh?
KPK OTT Gubernur Riau Abdul Wahid