NARASIBARU.COM - Belum reda kontroversi mengenai tudingan "agen CIA" terhadap Sri Mulyani, nama Yudo Sadewa, putra Menteri Keuangan baru Purbaya Yudhi Sadewa, kembali meledak di media sosial.
Kali ini, ia memicu amarah publik yang lebih besar setelah dengan percaya diri menguraikan "empat ciri-ciri orang miskin" versinya, yang dianggap sangat merendahkan dan tidak berempati.
Dalam sebuah video yang kini viral, Yudo Sadewa tampil layaknya seorang motivator, membedah karakteristik yang menurutnya melekat pada orang-orang yang tidak mampu.
Pernyataannya yang penuh dengan generalisasi negatif ini sontak menjadi bumerang, terutama karena dilontarkan dari posisi yang sangat berprivilese sebagai anak seorang pejabat tinggi negara.
Berikut adalah empat ciri orang miskin menurut Yudo Sadewa yang kini menuai hujatan massal dari warganet.
1. Crab Mentality: Benci Melihat Orang Sukses
Ciri pertama yang disebut Yudo adalah crab mentality atau mentalitas kepiting.
Menurutnya, orang miskin memiliki kecenderungan untuk membenci, iri, dan dengki ketika melihat orang lain meraih kesuksesan.
Alih-alih termotivasi, mereka justru akan berusaha menarik orang sukses tersebut untuk kembali jatuh ke level mereka.
"Jika ada orang sukses, maka mereka akan benci, iri, dengki sehingga kembali mengajak ke kelompok mereka," ujar Yudo, menggambarkan seolah kemiskinan adalah sumber dari kedengkian sosial.
2. Munafik: 'Harta Tidak Dibawa Mati'
Selanjutnya, Yudo menuding orang miskin sebagai kaum yang munafik.
Ia menyoroti ungkapan populer "harta tidak dibawa mati" yang sering diucapkan.
Menurutnya, ungkapan tersebut hanyalah kedok, karena pada kenyataannya mereka juga menginginkan harta namun tidak mampu meraihnya.
Ini adalah sebuah tudingan yang menyederhanakan sebuah filosofi hidup menjadi sekadar dalih kemiskinan.
3. Bahas Rasis Sambil Pamer Kartu Prioritas
Poin ketiga inilah yang memicu amarah paling besar.
Yudo dengan tegas menyatakan bahwa orang miskin cenderung bersikap rasis terhadap pihak lain.
Ironisnya, saat melontarkan tudingan ini, Yudo justru dengan sengaja memamerkan kartu ATM BCA Prioritas miliknya ke arah kamera.
Tindakan ini dianggap sebagai puncak arogansi: menguliahi orang miskin tentang perilaku buruk sambil secara terang-terangan menunjukkan status kekayaannya yang superior.
4. Mental Pengemis yang Paling Susah Dibasmi
Sebagai penutup, Yudo menyebutkan ciri terakhir yang menurutnya paling sulit dihilangkan, yaitu "mental pengemis".
Ia menganggap bahwa mentalitas meminta-minta dan mengharapkan belas kasihan sudah mendarah daging dan menjadi penghalang utama bagi mereka untuk bisa maju dan keluar dari jerat kemiskinan.
Pernyataan-pernyataan Yudo ini sontak "dirujak" habis-habisan oleh netizen.
Ia dianggap tidak memiliki kepekaan sosial, berbicara tanpa data, dan hanya melihat kemiskinan sebagai sebuah kesalahan mental, bukan sebagai masalah struktural yang kompleks.
"Privilege berbicara," tulis seorang netizen.
"Dia tidak sadar kalau kartu prioritas dan segala fasilitasnya itu mungkin juga berasal dari pajak yang dibayar oleh orang-orang yang dia hina," timpal yang lain.
👇👇
Purbaya Yudhi Sadewa, baru dilantik sb menteri keuangan sudah mengeluarkan pernyataan yg meremehkan aspirasi rakyat.
— Ari3Pras ☯️ (@Ari3Pras) September 9, 2025
Kita lihat saja bagaimana dia bekerja.
Apakah akan sehebat ketika ia -seperti kata anaknya- melengserkan agen CIA Amerika dari kursi menteri @KemenkeuRI pic.twitter.com/aUxjP05EM0
Purbaya Yudhi Sadewa menggantikan Bu Sri Mulyani sbg Menkeu - Menteri Keuangan yg baru. Blundernya sblm menjabat adalah firasat, bahwa dia akan jatuh tersungkur oleh ucapannya sendiri.
— Branjang Kawat (@ninok_snow) September 9, 2025
Ternyata Bapak & anak 11-12, tumbu ketemu tutup. Sama² nganu. pic.twitter.com/IhwPwXnAFy
Sumber: Suara
Artikel Terkait
AKBP Fian Yunus: TNI Tak Bisa Laporkan Ferry Irwandi soal Dugaan Pencemaran Nama Baik
Pengamat: Dugaan Terlibat Kasus Judol Jadi Alasan Kuat Budi Arie Tersingkir dari Kabinet Prabowo
Bergelar Doktor Abal-abal, Raffi Ahmad Tak Layak Menpora
Kepsek SMA Negeri 16 Medan Ditahan Kasus Korupsi Dana BOS Rp 826 Juta