NARASIBARU.COM - Pernyataan Presiden ke-7 RI Joko Widodo yang disebut-sebut meminta relawannya mendukung pasangan Prabowo Subianto–Gibran Rakabuming Raka untuk melanjutkan dua periode pemerintahan menuai kritik tajam.
Direktur Political and Public Policy Studies (P3S), Jerry Massie, menilai pernyataan tersebut tidak konsisten dan sarat kepentingan politik.
“Raja Jawa (Jokowi -red) mulai ngibul lagi. Dia menyebut mendukung sejak awal Prabowo-Gibran dua periode. Padahal, jika bicara skenario politik, banyak hal bisa berubah,” kata Jerry, Minggu, 21 September 2025.
Jerry mengurai beberapa kemungkinan peta politik ke depan.
Pertama, apabila terjadi pemakzulan, maka sebelum periode Gibran berakhir, ia sudah akan turun lebih dulu.
Kedua, Prabowo diprediksi tak lagi berpasangan dengan Gibran.
Nama-nama seperti Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Sufmi Dasco Ahmad, Anies Baswedan, hingga skenario Prabowo-Puan Maharani bila ada kesepakatan Gerindra–PDIP disebut sebagai opsi potensial.
Skenario ketiga, lanjut Jerry, Gibran bisa saja mencari kendaraan politik baru. “Ada kemungkinan Gibran menumpang di PSI yang identik dengan Partai Gajah," katanya.
"Ia bahkan bisa digadang-gadang berduet dengan mantan Bupati Purwakarta sekaligus Gubernur Jawa Barat terpilih, Dedi Mulyadi,” jelas dia menambahkan.
Jerry juga menyinggung dinamika politik di Solo yang menurutnya berperan dalam mengiringi isu tersebut.
"Kemarin ada demo, saya kira geng Solo ikut bermain," tuturnya.
"Setelah gagalnya upaya kudeta terhadap Prabowo, muncul pernyataan Jokowi yang mengaku sejak awal menginstruksikan relawannya mendukung Gibran dua periode bersama Prabowo,” ungkap dia.
Lebih jauh, Jerry menilai kemampuan Gibran belum mumpuni untuk kembali mendampingi Prabowo.
"Kalau melihat kualitas dan kapasitasnya, Gibran lebih sering hanya memantau kondisi pasar," ucapnya.
"Tak ada kelebihan dan keahlian yang signifikan, sehingga sulit mengimbangi Presiden Prabowo,” tegasnya.
Ia pun menyindir rekam jejak Jokowi sejak proyek mobil Esemka hingga kini yang menurutnya penuh kontroversi.
"Ucapan Jokowi makin sulit dipercaya akademisi, kecuali oleh mereka yang buta huruf atau otaknya kosong. Mereka yang tetap percaya hanya akan menelan mentah-mentah setiap omongan sang ‘Raja Jawa’," pungkas Jerry.
Sumber: HarianTerbit
Artikel Terkait
INFO! Lama Tak Bersua, Arief Poyuono Eks Ketum Gerindra Tiba-Tiba Jadi Komisaris Pelindo
Cerita Ahmad Yani Sempat Datang Temui Istri Sampaikan Kabar Pascaperistiwa Lubang Buaya
Misteri Surat Wasiat Harta Karun Bung Karno: Pengakuan Menyedihkan Yurike Sanger, Istri Ketujuh
Kapolri Bentuk Tim Transformasi Reformasi Polri, Komjen Chryshnanda Didapuk Jadi Ketua