Mereka menilai AMPB "ditunggangi orang luar" dan meminta agar aspirasi tidak semena-mena terhadap Sudewo, yang belum ditetapkan tersangka secara hukum.
Kericuhan pecah saat dua koordinator AMPB, Supriyono (alias Botok) dan Teguh Istiyanto, hendak memasuki gedung DPRD melalui pintu selatan. Mereka dicegat, didorong, dan dikeroyok massa pro-bupati, lengkap dengan pukulan dan tendangan.
Teguh bahkan sempat memanjat pagar sebelum diselamatkan polisi. "Kami murni relawan, sidang harus adil. AMPB keterlaluan, Sudewo belum tersangka tapi sudah didemonstrasikan seperti itu," ujar Arif Hakim, salah satu relawan pendukung bupati.
Kapolresta Pati, Kombes Pol Jaka Wahyudi, mengerahkan 500 personel gabungan TNI-Polri untuk mengamankan situasi. "Kami kewalahan melerai, tapi berhasil menahan bentrok besar. Kedua kubu kami ajak menahan diri demi kondusivitas Pati," katanya.
Setelah sidang, polisi mengawal massa pro-bupati pulang dan mengarahkan AMPB meninggalkan alun-alun untuk mencegah eskalasi.
Relawan pendukung Sudewo menuduh ada pihak yang "menunggangi" kerusuhan untuk menjatuhkan bupati. Sementara AMPB, yang sejak Agustus 2025 menuntut Sudewo mundur atas dugaan korupsi PBB, tetap bersikukuh. Sidang ini bagian dari proses hak angket yang disetujui delapan fraksi DPRD Pati, berpotensi berujung pemakzulan jika terbukti pelanggaran.
Insiden ini menambah polarisasi di Pati, di mana demonstrasi sebelumnya pada Agustus juga berujung ricuh dengan tembakan gas air mata. Masyarakat kini menanti lanjutan pansus, dengan harapan proses hukum berjalan transparan tanpa kekerasan
Sumber: inews
Artikel Terkait
Ternyata Ini Cara Pemilik Ladang Ganja di Gayo Lues Tahu Perkembangan Tanamannya
Roy Suryo Cs Dicekal ke Luar Negeri dan Wajib Lapor, Ini Alasan Polda Metro Jaya
Sosok Bonatua Silalahi yang Teliti Ijazah Jokowi Tapi Malah Dapat Data Sampah, Gugat UU Pemilu
Jimly Asshiddiqie Kasihan ke Dokter Tifa Hingga Beri Keuntungan Ini, Meski Akhirnya WO