Memang, kekayaan para konglomerat tersebut cepat naik turun akibat pergerakan harga saham perusahaan yang dimiliki.
Tetapi, setidaknya bisa menggambarkan besarnya bisnis yang dilakukan. Hal ini tentunya berdampak pada perekonomian Indonesia.
Duo Hartono misalnya, yang tidak pernah absen dari tiga besar orang terkaya di Indonesia.
Mereka merupakan pemegang saham pengendali Bank Central Asia (BCA), bank swasta terbesar di Indonesia.
Namanya saja sudah terbesar, tentunya bisnisnya juga luas. Keduanya juga merupakan pemilik dari PT Djarum.
Kemudian Low Tuck Kwong yang merupakan pemilik PT Bayan Resources Tbk. yang saat ini menjadi orang terkaya di Indonesia. Bisnis utama Bayan yakni batu bara, komoditas ekspor utama Indonesia.
Nilai ekspor batu bara sepanjang 2022 mencapai US$ 54 miliar, berkontribusi sebesar 20% dari total ekspor.
Memang tidak semua pengusaha batu bara adalah etnis China, bahkan mungkin lebih banyak penduduk pribumi.
Namun, munculnya nama Low Tuck Kwong sebagai orang terkaya di Indonesia bisa memberikan gambaran kehadiran etnis China di industri batu bara, bahkan memiliki pengaruh yang besar.
Prajogo Pangestu menjadi orang terkaya kelima, memiliki perusahaan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk, juga merupakan keturunan Tionghoa. Ada lagi Djoko Susanto, pemilik grup Alfamart.
Perbankan, ekspor, manufaktur seperti Chandra Asri, hingga industri ritel seperti Alfamart semua ada nafas etnis China di dalamnya, dan industri-industri tersebut merupakan roda penggerak perekonomian. [IndonesiaToday/cnbc]
Sumber: cnbcindonesia.com
Artikel Terkait
Suami Wardatina Mawa Akui Sudah Menikah dengan Inara Rusli, Tunjukkan Bukti: Maskawin-Saksi Nikah
Menhan Sjafrie Warning Bahaya! Ada Negara dalam Negara, TNI Langsung Disiagakan Amankan Bandara IMIP
Isu Bandara Ilegal PT IMIP Diungkap, Said Didu: Pintu Masuk Skandal Tambang Era Jokowi?
Cara Download Snack Video Tanpa Watermark Tercepat dan Paling Mudah 2026