Chief Executive Officer (CEO) Danantara, Rosan Roeslani merespons pernyataan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa yang menolak membayar utang proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung atau Whoosh.
Rosan menegaskan, pihaknya saat ini masih mengkaji secara menyeluruh mengenai skema pelunasan utang dan tidak menyerahkannya sepenuhnya kepada Kementerian Keuangan.
"Kalau masalah Whoosh ya, saya juga ada sampaikan ke semua menteri, kemarin juga ke Pak Purbaya, bahwa kita kan sedang mengevaluasi, kita sedang mengevaluasi penyelesaian Whoosh ini secara keseluruhan, secara komprehensif," kata Rosan di Hotel JS Luwansa, Jakarta pada Kamis, 16 Oktober 2025.
Rosan menyebut, dalam evaluasi akan ada beberapa opsi penyelesaian yang nantinya akan diserahkan kepada kementerian terkait untuk diputuskan bersama.
"Karena ini kan melibatkan banyak kementerian, banyak ada kementerian perhubungan juga, ada Pak Menko (Airlangga), ada kementerian keuangan, dan ada kementerian lainnya," tambahnya.
Sebelumnya, Menkeu Purbaya menegaskan dirinya tidak akan menggunakan dana APBN untuk menutup utang proyek kereta cepat. Ia menilai Danantara memiliki kapasitas yang cukup untuk menangani kewajiban tersebut tanpa membebani keuangan negara.
Lebih lanjut, Purbaya juga mengusulkan Danantara untuk mencicil utang Whoosh Rp2 triliun per tahun.
“Mereka cuma perlu bayar Rp2 triliun, kan? Untungnya Rp1,5 triliun. Basically, low cost-nya cuma Rp500 (miliar) yang kurang, kan? Dapat (dividen BUMN) setahun Rp90-100 triliun," jelas Purbaya usai rapat di Wisma Danantara, Jakarta Selatan pada Rabu, 15 Oktober 2025.
Sumber: rmol
Foto: CEO Danantara, Rosan Roeslani. (Foto: RMOL/Alifia Dwi Ramandhita)
Artikel Terkait
Niat Protes Konten Trans7, Ratusan Santri Malah Demo di Depan Transmart Jember
Agus Pambagio Ungkap Janji Jokowi: Proyek Kereta Cepat Gak Bakalan Rugi
Roy Suryo Tuding KPU Terbitkan Aturan Khusus soal Ijazah Capres-Cawapres untuk Loloskan Gibran
Heboh Raja Juli Sindir Ijazah Asli di Depan Jokowi, Sammy Notaslimboy: Lempar Punchline tapi Anyep