Krisis kontaminasi Cesium-137 (Cs-137) menimpa ekspor udang dan cengkeh Indonesia. Kasus ini bermula dari deteksi material radioaktif pada kargo dari Indonesia yang dikirim ke Amerika Serikat (AS).
Kondisi itu bikin Amerika khawatir, dengan cepat meluas dari insiden kargo tunggal menjadi ancaman blanket ban regulatori yang berpotensi merusak reputasi keamanan pangan nasional.
Awalnya, Bea Cukai dan FDA AS mendeteksi satu konteiner berisi udang beku milik PT Bahari Makmur Sejati (BMS) terpapar Cs-137 dan memasukkanya ke Import Alert #99-51.
Lalu, Food and Drug Administration (FDA) AS menemukan lagi paparan Cs-137 pada kontainer milik PT Natural Java Spice (NJS) yang mengekspor cengkeh.
FDA kemudian mengaktifkan first-ever use dari import certification authority, mewajibkan semua udang dan rempah asal Jawa/Lampung memiliki sertifikat bebas Cs-137 mulai 31 Oktober 2025.
Tak lama kebijakan ini dikeluarkan, industri udang dalam negeri terpukul, order ekspor turun 30-35 persen dan harga udang paname di tambak jatuh hingga 35 persen.
Setelah didalami, paparan Cesium-137 ini ternyata dari kawasan industri Cikande, yakni berupa material scrap-metal yang diimpor oleh PT Peter Metal Technology (PMT).
Buktinya, PT PMT yang melakukan produksi peleburan scrap mencemari kawasan dan menyebarkan debu Cs-137 ditemukan 22 pabrik yang ada di kawasan industri terpapar.
Paparan Cs-137 akhirnya menyebar dan mengkontaminasi logistik yang dikirim via kontainer yang dipakai untuk mengekspor udang dan cengkeh ke pasar dunia dan Amerika.
Krisis kontaminasi Cs-137 pada ekspor udang dan cengkeh Indonesia berakar pada kegagalan sistemik yang kompleks. Salah satunya kelemahan pengawasan material radioaktif di hulu (infrastruktur RPM yang terbatas), dan kerentanan cross-contamination di rantai logistik nasional akibat standar keamanan pangan (HACCP) belum memasukkan bahaya radiologi.
Sumber: rmol
Foto: Ilustrasi (Foto: Humas KKP)
Artikel Terkait
Skandal Gereja Italia, 4.400 Orang Jadi Korban Pelecehan Pastor
Purbaya Boyong Hacker LPS Didikan Rusia untuk Perkuat Sistem Coretax: Sepertinya KGB Juga Dia
Dugaan Mark-up Whoosh: CISA Desak Aparat Penegak Hukum Selidiki Kemenhub-KCIC
Temuan 5.000 Ton Batu Giok di Aceh Digunakan untuk Bangun Masjid