NARASIBARU.COM - Bos tentara bayaran Wagner Group Yevgeney Prigozhin dilaporkan menjadi satu dari 10 orang yang tewas dalam kecelakaan pesawat jet pribadi di Tver, utara Moskow, Rusia, Rabu kemarin.
Pesawat itu dilaporkan ditembak jatuh pasukan Rusia sehingga memicu dugaan bahwa itu adalah operasi pembunuhan atas perintah Presiden Vladimir Putin yang menargetkan Prigozhin.
Pesawat Embraer 135BJ Legacy 600 jatuh saat melakukan perjalanan dari Moskow ke St Petersburg.
Jika miliarder yang juga pemimpin tentara bayaran Wagner itu benar-benar tewas, hal itu akan terjadi tepat dua bulan setelah Wagner Group melakukan kudeta singkat terhadap Kremlin yang menarik perhatian global namun menyebabkan berkurangnya kedudukan militer Prigozhin dan sekutunya dalam kaitannya dengan konflik Rusia-Ukraina.
“Tentara bayaran PMC Wagner akan membalas dendam pada Putin dan [Menteri Pertahanan Rusia Sergei] Shoigu atas kematian pemimpin mereka,” tulis Anton Gerashchenko, penasihat Kementerian Dalam Negeri Ukraina, di media sosial X.
"Seruan untuk membalas dendam terhadap para pembunuh memenuhi ruang obrolan di saluran Prigozhin. Penegak hukum di dua wilayah telah disiagakan," lanjut dia, seperti dikutip Newsweek, Kamis (24/8/2023).
Dia mengacu pada beberapa pendukung pro-Wagner yang bersumpah secara online untuk melakukan “March on Justice" atau "Pawai Keadilan” kedua yang serupa dengan yang dilakukan pada bulan Juni, untuk mengadvokasi Prigozhin dan orang lain yang berpotensi terbunuh.
“Jika [Prigozhin] benar-benar mati, itu akan membuat Putin terlihat lebih kuat di mata rakyat Rusia,” kata Rebekah Koffler, mantan perwira Badan Intelijen Pertahanan (DIA) dan penulis "Putin's Playbook: Russia's Secret Plan to Defeat America" kepada Newsweek melalui telepon.
Meskipun Putin dan Prigozhin tidak pernah meremehkan satu sama lain sebagai "pengkhianat" setelah upaya pemberontakan Wagner, Koffler mengatakan bahwa media Rusia memuat cerita dengan narasi yang sama tentang bagaimana Putin mengusir para pengkhianat dan muncul sebagai pemenang—sebuah upaya yang disengaja untuk "meningkatkan citranya " menjelang pemilu 17 Maret 2024.
“Jika Prigozhin benar-benar mati, semua orang akan memahami bahwa ini adalah balasan atas pembangkangan, karena mengkritik militer Rusia, dan hal ini mengirimkan sinyal kepada oposisi potensial bahwa Putin akan mengejar dan melenyapkan Anda di mana pun Anda berada—baik Anda berada di Afrika atau di mana pun," katanya.
Rekaman video terbaru Prigozhin mencakup diskusi tentang upaya Wagner Group di Afrika, sebagai bagian dari misi baru yang terpisah dari perang selama 16 bulan di Ukraina.
Mikhail Alexseev, seorang profesor ilmu politik di San Diego State University, mengatakan kepada Newsweek melalui email bahwa dengan asumsi Prigozhin sudah meninggal, hal itu membuat Putin terlihat lebih kuat.
“Tetapi yang belum diketahui adalah apakah dia secara pribadi yang melakukan pembunuhan tersebut atau apakah itu pihak Kementerian Pertahanan, dan bagaimana hal ini mungkin terkait dengan kepentingan swasta di petinggi Kremlin yang mungkin memandang kelompok Wagner sebagai aset yang menguntungkan dan memutuskan untuk melakukan hal yang memanfaatkan situasi ini untuk mengambil alih kekuasaan dari Prigozhin,” kata Alexseev.
“Namun, masih sulit membayangkan bagaimana kepentingan-kepentingan tersebut dapat berjalan tanpa rasa hormat kepada Putin.”
Artikel Terkait
Kabar Terbaru Mbah Tarman, Sudah Diperiksa Polisi, Kini Ngaku Cek Rp 3 Miliar yang Jadi Mas Kawinnya Hilang
Menkeu Purbaya Susun RUU Redenominasi Rupiah, Ubah Rp1.000 Jadi Rp1!
Jimly Sebut Komisi Percepatan Reformasi Polri Berpeluang Ubah UU
Rismon Tak Kapok Jadi Tersangka, Pamer Buku Gibran End Game: Wapres Tak Lulus SMA