Sebelum mengirimkan santet, suanggi akan membaca arah angin terlebih dahulu agar doti-doti sampai ke korban yang tepat.
Setelah itu, suanggi akan memasukkan benda santet seperti dedaunan atau kayu ke tubuh korban dengan cara gaib. Tubuh korban yang terkena santet akan dipenuhi benda-benda asing tersebut sehingga rusak dan meninggal.
Cara kedua metode langsung, suanggi akan mengintai korban terlebih dahulu. Saat situasi aman, suanggi melempar korban dengan batu kecil atau tanah yang sudah diberi mantra.
Ketika mantra itu sampai ke korban, korban langsung tidak sadarkan diri. Lalu suanggi akan menyiksa korbannya dengan cara memukul, menendang, hingga membantingnya berkali-kali. Aksi itu dilancarkan suanggi setelah melucuti pakaian korban.
Dengan begitu, tidak akan ada bukti kekerasan yang ditemukan di baju korban.
Kengerian masih berlanjut. Setelah membunuhnya, suanggi lantas menjilat luka-luka yang ada di tubuh korban tersebut.
Berkat ilmu hitam yang dimilikinya, luka-luka itu tertutup sendiri sehingga tidak ada memar ataupun luka yang tampak dari luar.
Lantas, benarkah delegasi KTT ASEAN tak mau menginap di NTT karena suanggi?
Alasan Delegasi KTT ASEAN Menginap di Bali
Penelusuran TribunJakarta.com, pihak Istana menjelaskan memang ada delegasi KTT ASEAN yang memilih untuk bermalam di Bali daripada di tempat penyelenggaraan acara.
Hal ini bukan terpaksa atau karena isu kamar hotel/penginapan telah penuh, tetapi atas pilihan sendiri.
"Pertama, delegasi negara tersebut yang memang memilih menginapnya di Bali. Tentunya kita hormati. Jadi bukan karena terpaksa," kata Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin kepada wartawan, Senin (8/5/2023).
Menurut dia, hal ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki fasilitas akomodasi yang siap untuk menerima tamu mancanegara.
"Hal ini juga menunjukkan kita memiliki konektivitas yang baik, akses antar daerah, antar pulau yang baik, seperti landasan di bandara yang dapat digunakan oleh pesawat bermesin jet, sehingga meskipun menginap dan acara kegiatan di berbeda kota tidak akan menjadi masalah," jelas dia.
Bey menegaskan, dengan adanya perbedaan menginap delegasi KTT ASEAN, hal ini justru akan menghidupkan ekonomi lokal di kedua wilayah tersebut.
�
Baca artikel menarik lainnya di�Google News.
�
Sumber: jakarta.tribunnews.com
Artikel Terkait
Menkeu Purbaya: APBN Bertujuan Membuat Seluruh Rakyat Kaya, Mari Kita Kaya Bersama!
Viral 2 Jam Terjebak Macet Parah Jakarta, Turis Korea Ngamuk Sampai Kencing dalam Botol
Hamish Daud Liburan Bareng Sasha Sabrina Alatas ke Bangkok? Dugaan Perselingkuhan Suami Raisa Terkuak
Pengakuan Alumni Seangkatan Gibran: UTS Insearch Cuma Kursus Bahasa Inggris, Bukan Setara SMA