KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya belanja berkualitas dalam pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Hal ini untuk mendukung pertumbuhan perekonomian Indonesia yang inklusif dan berkelanjutan.
Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet mengatakan, jika melihat progres 10 atau 20 tahun lalu, belanja pemerintah saat ini belum berjalan dengan optimal.
Sejauh ini, Yusuf menilai terdapat beberapa kendala belanja pemerintah. Seperti masalah belanja modal yang kerap kali lamban realisasinya. Dia berharap realisasi belanja modal bisa dipercepat, setidaknya dalam 2 atau 3 tahun ke depan.
Baca Juga: Belanja Negara Rp 3.061 Triliun, Sri Mulyani Minta Kementerian Kreatif Gunakan Dana
Selain itu, masalah klasik yang terus berulang dalam realisasi belanja adalah penumpukan anggaran di akhir tahun, dan juga anggaran yang tidak dimanfaatkan dengan optimal.
“Menurut saya masalah ini sekali lagi memang ada kaitannya dengan proses dari penyusunan program yang dilakukan di level pemerintah pusat maupun daerah. Karena semakin efektif proses penyusunan di level pusat dan daerah maka seharusnya realisasi belanja daerah juga harusnya semakin baik,” tutur Yusuf kepada Kontan.co.id, Kamis (19/5).
Yusuf juga menyayangkan, Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) yang sebenarnya sudah dikeluarkan h-1 tahun sebelum pelaksanaan anggaran dimulai, seharusnya bisa membuat institusi pemerintah lebih sigap dalam merancang anggaran.
Artikel Terkait
Menkeu Purbaya: APBN Bertujuan Membuat Seluruh Rakyat Kaya, Mari Kita Kaya Bersama!
Viral 2 Jam Terjebak Macet Parah Jakarta, Turis Korea Ngamuk Sampai Kencing dalam Botol
Hamish Daud Liburan Bareng Sasha Sabrina Alatas ke Bangkok? Dugaan Perselingkuhan Suami Raisa Terkuak
Pengakuan Alumni Seangkatan Gibran: UTS Insearch Cuma Kursus Bahasa Inggris, Bukan Setara SMA