Sertu Pardi yang mendengar perintah itu sontak bingung dan bertanya jika ada tembakan yang mengenai pimpinannya tersebut. Namun Soegito hanya menjawab, "Tidak peduli, tembak, habiskan saja."
Apa yang dikhawatirkan ternyata benar terjadi, meski begitu Soegito cukup beruntung karena berhasil selamat. Usai pertemuan ini prajurit TNI kemudian melakukan pemeriksaan terhadap semua senjata yang telah diserahkan kelompok pemberontak.
Dalam pertemuan itu, Soegito meminta kepada Mauk Moruk untuk mengajak kelompok-kelompok bersenjata lainnya untuk turun gunung dan menyerahkan senjatanya.
Beberapa tahun kemudian, Soegito mendapat informasi bahwa Mauk Moruk yang memiliki pendidikan cukup tinggi dan bisa berbahasa Inggris dan Indonesia itu memilih pindah ke Lisbon.
Prabowo dalam buku biografinya berjudul “Kepemimpinan Militer: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto”.
Soegito di mata Prabowo merupakan sosok pemimpin yang selalu berada di tengah-tengah pasukannya ketika merebut Kota Dili. Itulah sekilas kisah tentang Jenderal Soegito yang rela untuk ditembak bawahannya demi menaklukkan musuh ketika melakukan Operasi Seroja.
Sumber: viva
                        
                                
                                            
                                            
                                            
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
Artikel Terkait
AHY Pastikan APBN Bakal Ikut Menanggung Utang Whoosh
Siap Tanggung, Prabowo Minta Jalur Whoosh Dilanjut hingga Banyuwangi Jawa Timur
Ahmad Sahroni Cerita Jatuh dari Plafon Saat Rumahnya Dijarah
Media Israel: Netanyahu Lakukan Ritual Penyembelihan Sapi Merah Suci