Viral Oknum Anggota Polsek Cisauk Lakukan Pelecehan Seksual, Kini Dipatsus!

- Sabtu, 12 April 2025 | 05:50 WIB
Viral Oknum Anggota Polsek Cisauk Lakukan Pelecehan Seksual, Kini Dipatsus!


Oknum anggota Polsek Cisauk Aiptu Sugiri diduga melakukan pelecehan seksual terhadap seorang perempuan hingga viral di media sosial. 

Atas dugaan pelanggaran ini, yang bersangkutan kini menjalani penempatan khusus oleh Seksi Propam Polres Tangerang Selatan.

Kapolsek Cisauk, AKP Dhady Arsya mengatakan Aiptu S saat ini sudah dipatsus.

"Kami memohon maaf dan menyesal atas perilaku anggota kami yang menceredai hati masyarakat dan pihak-pihak yang dirugikan. Hal ini menjadi evaluasi kami untuk berbuat lebih baik lagi," katanya kepada awak media, Jumat 11 April 2025.

"Yang bersangkutan sudah ada penempatan khusus di Polres Tangerang Selatan, Ditangani Sie Propam. Kejadian 8 April 2025," lanjutnya.

Diungkapkannya, kejadian itu terjadi di sebuah warung kopi di kawasan Muncul, Setu, Tangerang Selatan.

"Lokasi kejadian sebrang Pos Pam operasi ketupat Muncul atau yang bersangkutan anggota itu abis shalat Azhar mampir ke warung kopi, di warung kopi itu ada interaksi dengan penjual kopi berinisial J tersebut," ungkapnya.

Sementara Kasi Humas Polres Tangsel, AKP Agil Sahril menuturkan pihaknya bakal menindak tegas terkait tindakan tersebut.

"Terkait dengan kejadian yang dilakukan salah satu personel Polsek Cisauk, dapat kami sampaikan bahwa personel tersebut telah diamankan sejak tadi malam oleh Propam Polres Tangerang Selatan kemudian telah dilakukan pemeriksaan sesuai ketentuan yang berlaku," tuturnya.

"Kemudian kami Polres Tangsel berkomitmen menindak tegas terkait pelanggaran yang dilakukan personel kami, baik secara kode etik atau disiplin," sambungnya.

Akhirnya kedua pihak saat ini bersepakat untuk berdamai.

"Kemudian dari pihak yang dirugikan maupun keluarga telah sepakat mediasi dan sepakat tidak memperpanjang persolan tersebut dan mediasi itu ditandai dengan surat pernyataan," ucapnya.

Sebelumnya kembali institusi kepolisian menjadi sorotan di media sosial, kali ini seorang Polisi dicecar lakukan pelecehan hanya terdiam disemprot warga.

Dalam video yang diposting oleh akun X BEBEL @pasifisstate terlihat seorang warga mendatangi pihak Polisi yang dituding melakukan pelecehan.

Terlihat seorang Polisi dengan nama Sugiri berpangkat Aiptu hanya diam saat dicecar warga.

"Ini Polisi yang saat di Muncul meraba-raba istri saya," ungkap warga sambil memvideokan peristiwa itu.

"Ini sudah pelecehan seksual, ini gak beres ni Polisinya," tambahnya.

Terlihat juga salah satu anggota Polisi lainnya mencoba untuk menengahi dan meminta agar warga tersebut dapat menyelesaikan masalah itu secara baik-baik.

Akan tetapi warga tersebut masih terus mencecar dan tidak terima atas perlakuan yang dilakukan oleh Sugiri.

Sumber: disway
Foto: Oknum anggota Polsek Cisauk, Aipda Sugiri (kiri) diduga melakukan pelecehan seksual terhadap seorang wanita di Warung kopi di kawasan Puspiptek, Tangsel-Istimewa-

Komentar

Artikel Terkait

Rekomendasi

JOKO Widodo alias Jokowi sudah lengser. Tak lagi punya kekuasaan. Presiden bukan, ketua partai juga bukan. Di PDIP, Jokowi pun dipecat. Jokowi dipecat bersama anak dan menantunya, yaitu Gibran Rakabuming Raka dan Bobbby Nasution. Satu paket. Anak bungsu Jokowi punya partai, tapi partainya kecil. Yaitu Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Partai gurem ini tidak punya anggota di DPR RI. Di Pemilu 2024, partai yang dipimpin Kaesang ini memperoleh suara kurang dari empat persen. Pada posisi seperti ini, apakah Jokowi lemah? Jangan buru-buru menilai bahwa Jokowi lemah. Lalu anda yakin bisa penjarakan Jokowi? Sabar! Semua ada penjelasan ilmiahnya. Semua ada hitung-hitungan politiknya. Manusia satu ini unik. Lain dari yang lain. Langkah politiknya selalu misterius. Tak mudah ditebak. Publik selalu terkecoh dengan manuvernya. Anda tak pernah menyangka Gibran jadi walikota, lalu jadi wakil presiden sebelum tugasnya sebagai walikota selesai. Anda tak pernah menyangka Kaesang jadi ketum PSI. Prosesnya begitu cepat. Tak ada yang prediksi Airlangga Hartarto mundur mendadak dari ketum Golkar. Anda juga tak pernah menyangka suara PDIP dan Ganjar Pranowo dibuat seragam yaitu 16 persen di Pemilu 2024. Persis sesuai yang diinginkan Jokowi. Anda nggak pernah sangka UU KPK direvisi. UU Minerba diubah. Desentralisasi izin tambang diganti jadi sentralisasi lagi. Omnibus Law lahir. IKN dibangun. PIK 2 jadi PSN. Bahkan rektor universitas dipilih oleh menteri. Ini out of the box. Nggak pernah ada di pikiran rakyat. Tapi, semua dengan begitu mudah dibuat. Mungkin anda nggak pernah berpikir mobil Esemka itu bodong. Anda juga nggak pernah menyangka ketua FPI dikejar dan akan dieksekusi oleh aparat di jalanan. Juga nggak pernah terlintas di pikiran ada Panglima TNI dicopot di tengah jalan. Ini semua adalah langkah out of the box. Tak pernah terlintas di kepala anda. Di kepala siapa pun. Ketika anda berpikir Jokowi melemah pasca lengser, ternyata orang-orang Jokowi masuk kabinet. Jumlahnya masih cukup banyak dan signifikan. Ketua KPK, Jaksa Agung dan Kapolri sekarang adalah orang-orang yang dipilih di era Jokowi. Ketika anda tulis Adili Jokowi di berbagai tempat, Kaesang, anak Jokowi justru pakai kaos putih bertuliskan Adili Jokowi. Pernahkah Anda menyangka ini akan terjadi? Teriakan Adili Jokowi kalah kuat gaungnya dengan teriakan Hidup Jokowi. Ini tanda apa? Jelas: Jokowi masih kuat dan masih punya kesaktian. Semoga pemimpin zalim seperti Jokowi Allah hancurkan. inilah doa sejumlah ustaz yang seringkali kita dengar. Apakah Jokowi hancur? Tidak! Setidaknya hingga saat ini. Esok? Nggak ada yang tahu. Dan kita bukan juru ramal yang pandai menebak masa depan nasib orang. Kalau cuma 1.000 sampai 2.000 massa yang turun ke jalan untuk adili Jokowi, nggak ngaruh. Ngaruh secara moral, tapi gak ngaruh secara politik. Beda kalau satu-dua juta mahasiswa duduki KPK, itu baru berimbang. Emang, selain 1998, pernah ada satu-dua juta mahasiswa turun ke jalan? Belum pernah! Massa mahasiswa, buruh dan aktivis saat ini belum menemukan isu bersama. Isu Adili Jokowi tidak terlalu kuat untuk mampu menghadirkan satu-dua juta massa. Kecuali ada isu lain yang menjadi triggernya. Contoh? Gibran ngebet jadi presiden dan bermanuver untuk menggantikan Prabowo di tengah jalan, misalnya. Ini bisa memantik kemarahan massa untuk terkonsentrasi kembali pada satu isu. Contoh lain: ditemukan bukti yang secara meyakinkan mengungkap kejahatan dan korupsi Jokowi, misalnya. Ini bisa jadi trigger isu. Ini baru out of the box vs out of the box. Tagar Adili Jokowi bisa leading. Kalau cuma omon-omon, ya cukup dihadapi oleh Kaesang yang pakai kaos Adili Jokowi. Demo Adili Jokowi lawannya cukup Kaesang saja. Jokowi terlalu tinggi untuk ikut turun dan menghadapinya. Sampai detik ini, Jokowi masih terlalu perkasa untuk dihadapi oleh 1.000-2.000 massa yang menuntutnya diadili. rmol.id *Penulis adalah Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa

Terkini