Berbeda dengan Aksi May Day Fiesta di Monas, Peringatan Hari Buruh di DPR Dipukul Mundur Aparat

- Kamis, 01 Mei 2025 | 22:35 WIB
Berbeda dengan Aksi May Day Fiesta di Monas, Peringatan Hari Buruh di DPR Dipukul Mundur Aparat


Aksi demonstrasi peringatan Hari Buruh Internasional di depan Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, berakhir ricuh. Kericuhan bermula ketika saat massa mulai melempari petugas menggunakan botol bekas air mineral.

Pantauan Suara.com, massa mulai tidak terkendali terus melakukan pelemparan sembari membakar barang-barang bekas seperti kardus bekas makanan hingga sampah-sampah yang berserakan.

Sementara alunan musik dari band The Jansen masih melakukan pertunjukan. Aparat kepolisian kemudian melakukan aksi pembubaran massa dengan menyemprotkan air water cannon dari balik pagar Gedung DPR RI.

Sementara, water canon yang dari arah Slipi, juga ikut menembakan air ke arah kerumunan massa. Air yang dipergunakan untuk membubarkan massa, justru ikut membasahi alat-alat yang ada di atas truk yang sudah disulap menjadi gigs jalanan.

Beberapa kali orator dari atas mobil komando meneriakan agar pihak kepolisian tidak melakukan tindakan kekerasan, lantaran selain pria dewasa banyak anak-anak dan wanita dalam aksi tersebut.

“Stop polisi, ini banyak anak-anak. Banyak perempuan,” kata orator, dari atas mobil komando, di depan Gedung DPR, Kamis (1/5/2025).

Meski demikian polisi terus memukul mundul massa karena sebagian dari mereka yang mengenakan pakaian serba hitam terus melempar botol bekas air mineral hingga petasan ke arah petugas.

Massa dipukul mundur hingga ke arah Senayan, dan Semanggi. Belum diketahui apakah ada korban luka dari aksi pukul mundur yang dilakukan aparat kali ini.

Aksi represif terhadap buruh dalam peringatan Hari Buruh ini sangat bertolak belakang dengan aksi perayaan Hari Buruh atau May Day Fiesta yang dilaksanakan di Lapangan Silang Monas.

Dalam acara May Day Fiesta di Monas, justru malah dihadiri oleh Presiden Prabowo Subianto.

Dalam pidatonya di May Day Fiesta, Prabowo juga mengaku mendukung jika Marsinah diberikan gelar Pahlawan Nasional. Hal itu ditegaskan, Prabowo usai mendapatkan masukan dari kaum buruh.


Presiden Prabowo Subianto (ketiga kiri) didampingi Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) dan Presiden Partai Buruh Said Iqbal (kedua kiri), Presiden Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI) Elly Rosita Silaban (kiri), dan Ketua Umum Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Pembaruan Jumhur Hidayat (kanan) pada perayaan Hari Buruh Internasional 2025 di kawasan Monas, Jakarta, Kamis (1/5/2025). (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja).

Prabowo menyampaikan hal tersebut dalam sambutannya di hadapan massa buruh dalam acara perayaan Hari Buruh Internasional di Kawasan Monas, Jakarta Pusat, Kamis (1/5/2025).

Awalnya Prabowo mengaku ditanya oleh kaum buruh soal kenapa tak ada pahlawan nasional dari kaum buruh.

"Saya juga atas usul dari pimpinan tokoh-tokoh masyarakat buruh mereka sampaikan ke saya, 'pak kenapa sih pahlawan nasional gak ada dari kaum buruh?" kata Prabowo.

Prabowo lantas bertanya soal siapa yang mau diusulkan diberi gelar pahlawan nasional mewakili kaum buruh. Kaum buruh itu, kata Prabowo, mengusulkan nama Marsinah.

"Saya tanya, kalian ada saran enggak coba kalian berembuk usulkan pahlawan dari kaum buruh. Dan mereka sampaikan, Pak, bagaimana kalau Marsinah pak?" katanya.

Ketua Umum Partai Gerindra itu menegaskan, kalau memang nama Marsinah didukung semua buruh, maka pemberian gelar pahlawan nasional akan didukungnya.

"Marsinah jadi pahlawan nasional asal seluruh pimpinan buruh mewakili kaum buruh, saya akan mendukung Marsinah akan menjadi pahlawan nasional," pungkasnya.

Diketahui, Marsinah merupakan buruh dari PT Catur Putra Surya Porong, Sidoarjo di era Orde Baru (Orba). Namun, Marsinah ditemukan tewas secara tragis setelah ikut mogok kerja demi menuntut kenaikan upah 20 persen dari gaji.

Sebelum ditemukan tewas pada 8 Mei 1993, Marsinah diketahui sempat hilang beberapa hari setelah diculik. Hingga kini kasus kematian Marsinah masih belum menemukan titik terang.

Diduga tak hanya dibuh secara brutal, Marsinah juga diduga menjadi korban pemerkosaan berdasar hasil autopsi. Kekinian, kasus kematian Marsinah masih gelap.

Sumber: suara
Foto: Aksi demonstrasi peringatan Hari Buruh Internasional di depan Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, berakhir ricuh. Pihak kepolisian terus menyemprotkan air water canon ke arah massa. (Suara.com/Faqih)

Komentar