Pakistan Klaim Berhasil Jatuhkan 12 Drone Tempur India Buatan Israel

- Kamis, 08 Mei 2025 | 20:35 WIB
Pakistan Klaim Berhasil Jatuhkan 12 Drone Tempur India Buatan Israel


NARASIBARU.COM
- Pakistan mengeklaim berhasil menjatuhkasn 12 drone tempur India buatan perusahaan Israel di teritori udara negara tersebut pada Kamis (8/5/2025) waktu setempat.

Militer Pakistan kemudian menyebut tindakan India itu merupakan 'provokasi serius' terhadap Islamabad karena menyebabkan korban tewas dan luka-luka terhadap warga sipil.

"India kembali melakukan tindakan agresi militer yang nyata terhadap Pakistan," ujar Juru Bicara Angkatan Darat Pakistan Letnan Jenderal Sharif Chaudhry, seperti dikutip dari CNN.

Meski demikian, CNN sejauh ini belum bisa melakukan verifikasi secara independen atas klaim Pakistan tersebut.

Chaudry kemudian mengatakan bahwa pasukannya 'sejauh ini telah menetralisir 12 drone Harop di sejumlah lokasi'.

Harop merupakan drone tempur jarak jauh yang memiliki hulu ledak untuk bisa digunakan sebagai drone bunuh diri.

Drone tersebut bisa menabrakkan target dan meledak yang dikendalikan oleh operator dari jarak yang sangat jauh.

Drone Harop merupakan pesawat nirawak tempur bunuh diri yang diproduksi oleh perusahaan Israel, Israel Aerospace Industries.

Drone-drone itu diklaim Pakistan berhasil di jatuhkan di sejumlah wilayah seperti Rawalpindi di utara hingga di area pelabuhan dekat Kota Karachi di selatan.

Rawalpindi merupakan salah satu markas militer Pakistan.

Salah satu dari 12 drone tersebut berhasil menyerang target di wilayah Lahore. Terdapat sedikitnya 13 juta penduduk di Kota Lahore dekat perbatasan India.

Serangan drone itu pun mengakibatkan empat personel militer Pakistan terluka.

Di Provinsi Sindh bagian tenggara Pakistan, satu warga sipil tewas dan sejumlah lainnya luka-luka akibat serangan drone India tersebut.

Chaudhry kemudian menegaskan bahwa Angkatan Udara Pakistan masih dalam status'siaga tinggi dan waspada'.

"Ini merupakan provokasi serius. Keamanan wilayah dan sekitarnya tengah dalam bahaya," kata Chaudhry.

Komentar