Fitnah Busuk Terhadap Gufroni Dkk Tanda Kepanikan Oligarki Rakus Perampas Tanah Rakyat

- Selasa, 13 Mei 2025 | 23:00 WIB
Fitnah Busuk Terhadap Gufroni Dkk Tanda Kepanikan Oligarki Rakus Perampas Tanah Rakyat


TULISAN Paman Nurlette di RMOL.id (12 Mei 2025) sungguh keterlaluan. Ia menuduh Gufroni, Ketua Riset dan Advokasi LBH-AP Muhammadiyah, menjadikan Muhammadiyah sebagai sarang mafia berideologi ekstrem. Ini bukan kritik, ini fitnah busuk. Serangan brutal yang penuh hasad, kebencian, dan keberpihakan telanjang.

Saya mengenal baik Gufroni. Dia orang lurus dan bersih. Konsisten membela rakyat kecil. Gufroni berdiri di garda depan bersama warga Banten yang tanahnya dirampas secara zalim oleh proyek Pantai Indah Kapuk 2 (PIK 2). Ia tak pernah gentar menghadapi kekuasaan dan konglomerat.

Justru Paman lah yang patut dicurigai. Ia terang-terangan membela PIK 2, proyek milik Aguan dan Anthony Salim. Proyek yang menggusur hidup dan mati: mengusir warga, menggusur makam, mushola dan masjid. PIK-2 juga mengkriminalisasi pemilik tanah. Fakta-faktanya berserakan. Silakan telusuri di banyak media. Sekadar contoh, Charlie Chandra dan H. Fuad Effendy Zarkasi hanya sebagian kecil dari  begitu banyak korban. 

Fitnah terhadap Gufroni, Khozinudin, Said Didu, dan lainnya adalah bagian dari perlawanan balik oligarki perampas tanah rakyat. Mereka tahu sedang tersudut. Maka mulailah menyebar fitnah dan memutarbalikkan fakta. Mereka juga memainkan framing murahan, dan mengadu-domba antarormas.

Saya sendiri ikut aktif mengadvokasi rakyat Banten. Berkali-kali saya datang ke lokasi tempat kezaliman PIK2 terhadap rakyat berlangsung. Berkali-kali saya bersama Said Didu dan Ahmad Khozinudin dkk bertemu dan mengadvokasi rakyat yang jadi korban.

Bersama 19 orang lainnya, saya bahkan menggugat Aguan, Anthony Salim, Jokowi, dan para kroninya ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Koordinator pengacara kami adalah Ahmad Khozinudin. Kasusnya sedang bergulir. Tapi, seperti biasa, Jokowi, Aguan, Anthony Salim dan gerombolannya tak pernah menampakkan batang hidungnya di pengadilan. Mereka pengecut!

Kami memang menggugat para manusia superserakah tadi. Tapi sejatinya ini bukan soal pribadi. Ini soal ketidakadilan yang dilanggengkan atas nama pembangunan. Ini soal kezaliman yang disokong kekuasaan. 

Yang kami lawan adalah sistem yang zalim. Sistem yang mengistimewakan pemilik modal, tapi menindas rakyat jelata. Sistem yang tega menginjak-injak hak hidup orang banyak demi segelintir oligarki sangat rakus.

Tulisan Paman hanyalah bagian kecil dari skenario besar. Skenario untuk membungkam suara kebenaran. Tapi percuma. Fitnah dan framing tidak akan bisa menutupi bau busuk kezaliman.

Kami tak akan mundur. Perjuangan ini bukan soal menang atau kalah. Apalagi cuma soal Gufroni. Receh betul, kalau begitu. Ini soal membela yang hak dan melawan yang batil. Dan kebenaran, cepat atau lambat, pasti akan menang.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:



"Dan katakanlah, "Kebenaran telah datang dan yang batil telah lenyap." Sungguh, yang batil itu pasti lenyap." (QS. Al-Isra' 17: Ayat 81).

OLEH: EDY MULYADI
Penulis adalah wartawan senior.
______________________________________
Disclaimer: Rubrik Kolom adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan NARASIBARU.COM terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi NARASIBARU.COM akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

Komentar