NARASIBARU.COM - Andi Pramaria, seorang yang mengaku sebagai kawan mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat kuliah di UGM, buka suara mengenai jurusan kuliah Jokowi.
Andi adalah salah satu pejabat widyaiswara di Kantor Balatkop UKM dan mantan Kepala Dinas Kehutanan di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
Dia mengklaim sering berinteraksi dengan Jokowi semasa berkuliah di Fakultas Kehutanan UGM. Oleh karena itu, dia mengaku siap menjadi saksi sejarah kehidupan perkuliahan Jokowi.
“Satu fakultas [dengan Jokowi]. Satu angkatan,” kata Andi dalam video yang diunggah di kanal YouTube Inews, Kamis, (15/5/2025).
Ketika ditanya apakah dia satu jurusan dengan Jokowi, Andi mengatakan jurusannya berbeda.
“Gini, kalau di Fakultas Kehutanan UGM itu, sebenarnya tidak ada jurusan,” katanya.
Dia kemudian mengungkapkan dugaannya mengenai alasan Jokowi pernah mengaku sebagai berkuliah di Jurusan Teknologi Kayu.
“Kita mengaku jurusan itu karena kita itu memilih sendiri. Jadi, misalnya Pak Jokowi konsentrasinya pada teknologi kayu, ya memang dia akhirnya ngakunya Jurusan Teknologi Kayu.”
“Kalau saya ngakunya jurusannya apa? Silvikultur. Karena saya penginnya itu dan saya memilih mata kuliah yang mengarah ke sana.”
Andi mengatakan tidak apa-apa jika keaslian ijazah Jokowi diragukan.
Namun, dia mengatakan Jokowi memiliki teman-teman kuliah seangkatan yang bisa menjadi saksi bahwa Jokowi kuliah di UGM.
“Kemudian, beberapa orang, kalau enggak salah 11 orang itu lulus bareng dan diwisuda bareng di tanggal 19 November 1985. Kalau masuknya, ya memang tahun 1980,” ujar Andi menjelaskan.
Ketika ditanya apakah para lulusan itu bisa menunjukkan wisuda mereka pada saat itu, Andi mengatakan pada tahun itu hanya satu orang temannya yang memiliki tustel atau kamera.
Orang itulah yang memiliki foto-foto wisuda.
“Jadi yang punya dokumentasi lengkap itu ya memang beliau.”
👇👇
Jurusan Teknologi Kayu Diklaim 'Tidak Ada' di UGM
Pada tanggal 19 Desember 2017 Jokowi pernah mengunjungi Fakultas Kehutanan UGM.
Dalam pidatonya di sana, Jokowi mengucapkan terima kasih kepada Kasmudjo yang disebut sebagai dosen pembimbingnya di Jurusan Teknologi Kayu.
“Sekali lagi Pak Kasmudjo, saya mengaturkan terima kasih karena bimbingan Bapak di Jurusan Teknologi Kayu, saya bisa menyelesaikan skripsi saya,” ujar Jokowi dalam tayangan video Kompas TV.
Sementara itu, pakar telematika Roy Suryo mengklaim tidak pernah ada Jurusan Teknologi Kayu di UGM.
“Nama jurusan yang disebutkan [Jokowi] saja salah. Namanya Teknologi Kayu, katanya, padahal Jurusan Teknologi Kayu itu enggak pernah ada di Fakultas Kehutanan. Ini artinya mahasiswa apa gitu, loh,” kata Roy dalam video yang tayang di kanal YouTube Indonesia Lawyers Club, 25 April 2025.
👇👇
Presiden Jokowi
— Agus Susanto IV (@cobeh2022) April 8, 2025
Silaturahmi Dengan
Ir. Kasmudjo, MS
Yang Konon Katanya
Dosen Pembimbing Skripsi
𝗝𝘂𝗿𝘂𝘀𝗮𝗻 𝗧𝗲𝗸𝗻𝗼𝗹𝗼𝗴𝗶 𝗞𝗮𝘆𝘂
Fakultas Kehutanan, UGM.
Selasa, 19 Desember 2017
.https://t.co/Ooz6cqnP1j
.. https://t.co/hR9LqAtQfq pic.twitter.com/vhwJDduNTs
CLEAR! Tak Ada Jurusan 'Teknologi Kayu' di Fakultas Kehutanan UGM Dalam Arsip Universitas Leiden Belanda
NARASIBARU.COM - Putra Minangkabau yang kini menjabat Dosen di Universitas Leiden, DR Suryadi, mengatakan setelah ditelisik dalam arsip yang tersimpan di perpustakaan Universitas Leiden pernyataan mantan Presiden Jokowi bila dia pernah kuliah di Fakultas Kehutanan UGM jurusan teknologi kayu semakin menjadi misteri.
Pasalnya berdasarkan arsip yang tersimpan di universitas terkemuka Belanda tersebut, di Fakultas kehutanan UGM itu tidak ada jurusan teknologi kayu.
Dalam perbincangan dan tulisan yang dikirimkan kepada KBA News, DR Suryadi menyatakan setelah dicari dalam, Buku Panduan Akademik 2023 Program Sarjana Program Studi Kehutanan, Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (lihat: https://fkt.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/20/2023/09/Buku-Panduan-Akademik-Program-Sarjana-2023.pdf) yang diterbitkan Fakultas Kehutanan UGM (2023) ada penjelasan tentang sejarah berdirinya Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada sebagai berikut (hlm. 6).
“UGM resmi didirikan pada tanggal 19 Desember 1949 dan merupakan universitas yang bersifat nasional. Selain itu, UGM juga berperan sebagai pengemban Pancasila dan sebagai universitas pembina di Indonesia. Pada saat didirikan, UGM hanya memiliki enam fakultas, satu di antaranya adalah Fakultas Pertanian,’’ kata Suryadi, Kamis siang (24 April 2025.
Tak hanya itu, dari arsip yang tersimpan di Universitas Leiden, pada tahun ajaran 1951/1952 dalam Rapat Senat Terbuka UGM yang dipimpin oleh Presiden UGM, Prof. Dr. Sardjito, dibuka dan dideklarasikan secara resmi Bagian Kehutanan pada Fakultas Pertanian UGM.
Dan, sejak itu nama Fakultas Pertanian berubah menjadi Fakultas Pertanian dan Kehutanan UGM.
“Bagian Kehutanan dibina oleh ahli-ahli kehutanan Belanda. Pengasuh Akademi Kehutanan, antara lain Prof. Ir. PKM. Steuf, Prof. Ir. C. Gartner, Prof. Ir. EHP. Juta, Prof. Ir. F. Versteegh, Prof. Ir. A.H.Verkuyl dan Dipl. Ing. Hollerworger. Dosen-dosen tersebut juga mengajar di pendidikan tinggi kehutanan di Bogor sebagai cabang Universitas Indonesia, yang kemudian menjadi IPB (Institut Pertanian Bogor),’’ ujar Suryadi.
Suryadi yang merupakan pakar filologi dan arsip selanjutnya mengatakan, dalam perkembangan selanjutnya, melalui Surat Keputusan Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan No. 99 tahun 1963 tertanggal 24 Agustus 1963 berlaku terhitung mulai tanggal 17 Agustus 1963, Fakultas Pertanian dan Kehutanan UGM terpisah menjadi tiga fakultas, yaitu Fakultas Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian dan Fakultas Kehutanan.
“Dengan demikian, Fakultas Kehutanan UGM secara resmi dinyatakan berdiri pada tanggal 17 Agustus 1963. Dekan pertama Fakultas Kehutanan UGM adalah Prof. Ir. Soedarwono Hardjosoediro," kata Suryadi menegaskan.
Arsip Universitas Leiden tentang Fakultan Kehutanan UGM
Sedangkan data Arsip Ledien juga menyatakan bila Fakultas Kehutanan UGM pada awalnya memiliki tiga bagian, yaitu Bagian Ekonomi Perusahaan Hutan, Bagian Silvikultur dan Bagian Teknologi Kehutanan.
Pada tahun 1980 mulai dikembangkan satu bagian baru, yaitu Bagian Konservasi Sumber Daya Hutan.
“Dua dari tiga bagian yang sudah ada mengalami perubahan nama, yaitu Bagian Ekonomi Perusahaan Hutan menjadi Bagian Manajemen Hutan, Bagian Silvikultur menjadi Bagian Pembinaan Hutan, lalu berubah menjadi Bagian Budidaya Hutan, dan terakhir kembali ke Silvikultur,’’ katanya.
Mengenai jenis dan jumlah bagian pada fakultas di lingkungan Universitas Gadjah Mada ternyata kemudian ditetapkan melalui SK Mendikbud RI No. 0553/O/1983 tertanggal 8 Desember 1983.
“Saat ini, Fakultas Kehutanan UGM memiliki empat departemen yaitu Departemen Manajemen Hutan, Departemen Silvikultur, Departemen Teknologi Hasil Hutan, dan Departemen Konservasi Sumber Daya Hutan.”
Melihat dari fakta dalam arsip yang tersimpan di Universitas Leiden, Surya memberi kesimpulan: Dari kutipan di atas, dan terkait dengan polemik ijazah Presiden Jokowi di UGM, dapat diringkaskan hal-hal sebagai berikut:
Pertama, setelah resmi berdiri pada 17 Agustus 1963, dan dipimpin oleh Dekan pertamanya Prof. Ir. Soedarwono Hardjosoediro, Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) memiliki tiga bagian, yaitu: a) Bagian Ekonomi Perusahaan Hutan; 2) Bagian Silvikultur; c) Bagian Teknologi Kehutanan.
Kedua, pada tahun 1980, ketika Jokowi mengklaim bahwa dia mulai kuliah di UGM, di Fakultas Kehutanan UGM kala itu mengembang satu bagian baru yang disebut: “Bagian Konservasi Sumber Daya Hutan”.
Pada saat yang sama, dua dari tiga bagian yang sudah lebih dulu ada (lihat kembali penjelasan (1)), mengalami perubahan nama: Bagian Ekonomi Perusahaan Hutan berubah nama menjadi Bagian Manajemen Hutan.
“Sedangkan Bagian Silvikultur berubah nama sampai tiga kali: mula-mula berubah nama menjadi Bagian Pembinaan Hutan, kemudian berubah lagi menjadi Bagian Budidaya Hutan, lalu dikembalikan namanya menjadi Bagian Silvikultur. Penetapan jenis dan jumlah bagian di Fakultas Kehutanan UGM ini ditetapkan melalui SK Mendikbud RI No. 0553/O/1983 tertanggal 8 Desember 1983,’’ kata Suryadi.
Dengan demikian, menurut Suryadi, jika Jokowi benar-benar kuliah di Fakultas Kehutanan UGM, pada saat dia masuk fakultas itu di tahun1980, di sana ada empat bagian atau jurusan yang dapat dimasuki.
Jurusan itu adalah: 1) Bagian Ekonomi Perusahaan Hutan; 2) Bagian Silvikultur; 3) Bagian Teknologi Kehutanan, dan bagian yang baru: 4) Bagian Konservasi Sumber Daya Hutan.
Keempat bagian/jurusan ini masih eksis sampai sekarang: disebut sebagai “departemen”; lihat buku di atas, hlm.7).
Maka ini kemudian menjadi jelaslah bahwa dari keempat bagian/jurusan itu tidak ada yang bernama “Jurusan Teknologi Kayu” sebagaimana diklaim oleh Jokowi bahwa ia tercatat sebagai mahasiswa jurusan itu
“Pertayaanya apakah yang dimaksud “Bagian Teknologi Kehutanan” sebagai “Jurusan Teknologi Kayu”? Adanya perubahan dari kata “Kehutanan” menjadi “Kayu” pada penamaan jurusan itu tanpa sebuah klarifikasi formal tertulis (melalui surat keputusan) dari otoritas UGM dan Kemendikbud tentu sesuatu yang janggal, untuk tidak mengatakan tidak sah,’’ ungkap Suryadi.
Buku yang menjadi sumber arsip Universitas Leiden
Adanya kejanggalan itu, Suryadi menyarankan agar melakukan investigasi lebih lanjut mengenai “keanehan” tersebut.
“Saya meminjam banyak buku yang terkait dengan sejarah UGM, khususnya mengenai Fakultas Kehutanan UGM, yang tersimpan di Leiden University Library, antara lain.”
Buku-buku itu adalah karya Moch. Sambas Sabarnurdin, Jejak Langkah Fakultas Kehutanan UGM Mencerdaskan Bangsa. Yogyakarta: [Fakultas Kehutanan UGM], 1996.
Buku karya Ronggo Sardono, Membangun Hutanku Yang Terlanjur Rusak: Panca Windu Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada: 1963-2003. Yogyakarta: Transmedia Global Wacana, 2003.
Buku karya Djoko Surjo, Dari Revolusi ke Reformasi: 50 Tahun Universitas Gadjah Mada. [Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada]. 1999.
Buku karya Sori Siregar, 50 Tahun UGM: Di Seputar Dinamika Politik Bangsa. Yogyakarta: UGM, 1999.
Buku karya Nang Tjik, Buku Kenangan Seperempat Adad Universitas Gadjah Mada 1994-1974. Yogyakarta: Panitia Dies Natalis Seperempat Abad UGM.
Buku Ana Nadhya Abrar, Buku Kenangan 45 Tahun UGM (Universitas Gadjah Mada) 1949-1994. Yogyakarta: Panitia Peringatan 45 Tahun UGM.
Kemudian juga ada pada buku karya Prof. Dr. Ir. Triharso], Pedoman Penulisan Tesis di Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta: [UGM], 1982.
Dan juga, ada pada Buku Petunjuk Jenjang Pendidikan Sarjana (S1) 1982 Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta: UGM, 1982.
Acuan data lainnya, juga memakai arsip buku karya Sugito, Dua ribu Judul Skripsi dari Beberapa Jurusan dan Fakultas pada Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta: UGM.
“Jadi berdasarkan penelusuran saya melalui buku-buku tersebut, juga beberapa buku lain yang tidak mungkin disebutkan seluruhnya di sini, memang tidak ada bagian/jurusan di Fakultas Kehutanan UGM yang bernama: Jurusan Teknologi Kayu,” tandas DR Suryadi.
Jokowi Klaim Ambil Jurusan Teknologi Kayu, Tanggapan UGM: Kami Tak Punya Jurusan Itu!
NARASIBARU.COM - Nama Presiden Joko Widodo kembali jadi perbincangan hangat setelah publik menyoroti jurusan kuliahnya di Universitas Gadjah Mada (UGM).
Dalam sebuah video lawas, Jokowi sempat menyebut dirinya kuliah di Jurusan Teknologi Kayu, Fakultas Kehutanan UGM.
Namun pernyataan ini malah memicu tanda tanya besar: jurusan itu tidak pernah tercatat secara resmi di UGM.
Sorotan tajam muncul dari seorang akademisi senior UGM, Prof. Mohammad Naiem, yang telah lama menjadi bagian dari Fakultas Kehutanan.
Ia dengan tegas mengatakan, sejak fakultas tersebut berdiri, hanya ada empat jurusan resmi yang pernah ditawarkan, yaitu Silvikultur, Manajemen Hutan, Teknologi Hasil Hutan dan Konservasi Sumber Daya Hutan.
“Tidak pernah ada jurusan bernama Teknologi Kayu di UGM, sejak fakultas ini berdiri tahun 1963 hingga sekarang, yang ada itu Teknologi Hasil Hutan,” ujar Prof. Naiem dalam sebuah pernyataan yang kini ramai dibagikan di media sosial.
Pernyataan Jokowi soal jurusan Teknologi Kayu itu pun langsung dibanjiri reaksi netizen.
Banyak yang bertanya-tanya, dari mana sebenarnya sebutan “Teknologi Kayu” itu berasal?
Masih belum jelas apakah sebutan “Teknologi Kayu” itu hanya penyederhanaan istilah dari Teknologi Hasil Hutan, atau ada kesalahan memori dari Jokowi sendiri.
Namun, bagi sebagian publik, persoalan ini menambah daftar panjang keraguan soal rekam jejak pendidikan Presiden.
“Kalau memang tak pernah ada jurusan itu, berarti perlu ada klarifikasi resmi dari UGM dan pihak Istana. Jangan sampai jadi preseden buruk di masa depan,” tulis akun @imam********.
Salah satu akun X (dulu Twitter) bernama @DokterTifa bahkan menyebutnya sebagai "kebohongan yang melibatkan institusi besar seperti UGM".
Ia juga membagikan data lengkap soal struktur jurusan di Fakultas Kehutanan, sekaligus mempertanyakan keabsahan klaim pendidikan Jokowi.
Tak sedikit komentar sarkastik pun bermunculan.
“Mulyono dapet jurusan dari laut, makanya laut dia pagar,” sindir seorang warganet, mengacu pada nama kecil Jokowi.
“Wong duit Mukidi masih banyak buat bayar orang kok,” timpal lainnya, menyebut nama panggilan populer lain dari Jokowi.
Warganet lain juga menyoroti minimnya interaksi Jokowi dengan almamaternya.
“Sering ke Yogya, tapi ke kampusnya sendiri aja bisa dihitung jari. Padahal kan dulu katanya bangga jadi anak UGM?” tulis akun @evi******.
"Setelah Jokowi lengser, semoga ada kejelasan tentang ijazahnya Mulyono tersebut dan bila memang terbukti palsu, kita adili ramai-ramai," tambah @imam***********
"Heran juga, masa yang kuliah kehutanan tahun-tahun segitu nggak ada yang klarifikasi," sahut @par*********
"Yang jelas paling parah kebangetan masa iya sampai nyebut dulu jurusan atau prodinya apa sampai salah? Mana mungkin sampai nggak paham di luar kepala dulu prodinya apa, lha wong kuliah itu 4 tahun lebih. Ini dah bener-bener ndobos," timpal @mas*****
👇👇
Di Fakultas Kehutanan UGM gak ada jurusan teknologi kayu.
— Edy Bayo Regar (@regar_op0sisi) April 5, 2025
Prof.Mohammad Naiem
Sesepuh UGM.
Lantas Jokowi lulusan UGM yg mana? pic.twitter.com/YXEUm6cXso
Sesepuh Fak. Kehutanan @UGMYogyakarta Prof. Mohammad Naiem : "Sejak Fak. Kehutanan UGM ada, jurusan yg ada hingga kini adalah :
— 𝗔𝗻𝗮𝗸 𝗡𝗲𝗴𝗲𝗿𝗶 (@nak_Negeri) April 3, 2025
● Silvikultur
● Manejemen Hutan
● Teknologi Hasil Hutan
● Konservasi Sumber Daya Hasil Hutan"
Lantas BUDAK itu dpt jurusan TEKNOLOGI KAYU dr mn? pic.twitter.com/ukrZLQTag2
Kebohongan yang betul-betul sundul langit tak ada lawan karena melibatkan Institusi Besar, UGM.
— Dokter Tifa (@DokterTifa) September 26, 2024
Satu
"Joko Widodo", Mahasiswa Fakultas Kehutanan UGM, TIDAK PERNAH kuliah di jurusan Teknologi Kayu.
Kenapa?
Karena tidak pernah ada Jurusan Teknologi Kayu di Fak Kehutanan UGM,… pic.twitter.com/dfWkdf8V2g
Sumber: Tribun
Artikel Terkait
Viral, Keluarga Alumni UGM Cirebon Bujuk Jokowi untuk Maafkan Roy Suryo dan dr. Tifa
Viral, Video Vulgar Devita Tengger Durasi 1 Menit 15 Detik, Ini Linknya!
Budi Arie Dalam Pusara Judol, Diduga Terima Fee Pengamanan 50 Persen
Diduga Kerap Peras Pedagang, Ketua Ormas Ditangkap Polisi