Saat Ditemui Rismon Sianipar, Kasmudjo Bantah sebagai Pembimbing Akademik Jokowi

- Selasa, 17 Juni 2025 | 09:40 WIB
Saat Ditemui Rismon Sianipar, Kasmudjo Bantah sebagai Pembimbing Akademik Jokowi


Polemik terkait keaslian ijazah Presiden RI ke-7, Joko Widodo, kembali mengemuka setelah dosen senior Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM), Kasmudjo, memberikan pernyataan mengejutkan dalam sebuah tayangan bersama ahli digital forensik Rismon Sianipar. Dalam tayangan yang ditayangkan oleh kanal Sentana TV, Kasmudjo menegaskan bahwa dirinya bukanlah pembimbing akademik maupun pembimbing skripsi Jokowi semasa kuliah di Fakultas Kehutanan UGM.

“Bukan pembimbing skripsi, bukan pembimbing akademik,” tegas Kasmudjo singkat namun jelas, saat diwawancarai Rismon.

Pernyataan ini sontak memicu reaksi publik, terutama karena selama ini nama Kasmudjo kerap disebut-sebut sebagai salah satu pihak yang bisa mengonfirmasi keabsahan status akademik Jokowi di UGM. Kini, pernyataan langsung dari Kasmudjo justru menimbulkan pertanyaan lanjutan mengenai siapa sebenarnya pembimbing akademik dan pembimbing skripsi Jokowi semasa kuliah.

Dalam wawancaranya, Kasmudjo tidak ingin berspekulasi lebih jauh. Ia justru meminta Rismon dan publik untuk langsung menanyakan ke pihak yang berwenang.

“Silakan tanya langsung ke Fakultas Kehutanan UGM,” ujar Kasmudjo.

Klarifikasi ini menambah panjang daftar keraguan dan spekulasi yang menyelimuti keabsahan dokumen akademik Joko Widodo. Terlebih, di media sosial dan berbagai kanal independen, isu ijazah Jokowi telah menjadi bahan perbincangan selama beberapa tahun terakhir, meski tidak pernah mendapatkan kejelasan resmi dari pihak kampus secara terbuka.

Joko Widodo diklaim sebagai alumnus Fakultas Kehutanan UGM angkatan 1980 dan lulus tahun 1985. Namun, sejak memasuki dunia politik nasional dan kemudian menjadi presiden, keaslian ijazahnya kerap dipertanyakan oleh sejumlah kalangan. Kritik dan pertanyaan datang bukan hanya dari tokoh politik, tetapi juga dari kalangan akademisi, aktivis hukum, hingga masyarakat sipil.

Rismon Sianipar, orang yang mempersoalkan ijazah Jokowi menganggap pernyataan Kasmudjo sebagai titik penting dalam mengungkap kebenaran sejarah akademik Jokowi.

“Publik berhak tahu siapa yang membimbing skripsi Jokowi dan apakah benar beliau lulus dari Fakultas Kehutanan UGM. Ini bukan persoalan politik, ini soal integritas publik,” ujar Rismon.

Hingga berita ini ditulis, pihak UGM—baik di tingkat fakultas maupun universitas—belum memberikan pernyataan resmi terbaru menanggapi klarifikasi Kasmudjo tersebut. Sejak polemik ijazah ini pertama kali mencuat beberapa tahun lalu, UGM memang lebih memilih untuk tidak terlalu banyak memberikan komentar ke media, dengan alasan menjaga etika dan perlindungan data mahasiswa.

Namun, ketertutupan ini justru menjadi bumerang karena memperkuat kecurigaan publik. Bahkan, beberapa tokoh nasional seperti politisi Beathor Suryadi dari PDI Perjuangan pernah menyatakan bahwa mantan Gubernur Lemhannas, Andi Widjajanto, sempat menunjukkan ijazah Jokowi namun meragukan keasliannya karena tidak diketahui dicetak di mana.
Di media sosial, pernyataan Kasmudjo menjadi topik hangat. Banyak warganet meminta UGM untuk segera membuka arsip akademik Jokowi secara transparan. Hashtag seperti #BukaDataUGM dan #SiapaPembimbingJokowi mulai ramai digunakan di X (dulu Twitter) dan Facebook.

Pernyataan Kasmudjo bukan sekadar klarifikasi personal, melainkan menjadi semacam titik balik dalam diskursus publik mengenai integritas dokumen pendidikan pemimpin nasional. Di tengah era keterbukaan informasi, publik menunggu keberanian institusi pendidikan seperti UGM untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang selama ini hanya dijawab dengan diam.

Foto: Ir Kasmudjo (IST)

Komentar