"Pertama-tama perkenalkan saya Nena dan Valen selaku penyelenggara acara dan mewakili seluruh pihak yang terlibat. dengan ini kami menyatakan permohonan maaf atas kegaduhan yang terjadi di masyarakat dengan terselenggaranya acara Jojo dan Luna.
Kami sangat menyesal dan memohon maaf sebesar-besarnya kepada para pegiat budaya jawa dan seluruh masyarakat Indonesia yang kurang berkenan dan tersakiti dengan acara ini.
Sedikit pun tidak ada niatan bagi kami untuk melecehkan atau tidak menghargai budaya Indonesia terutama budaya Jawa.
Kami sangat berterima kasih juga karena telah diingatkan kembali untuk lebih memahami budaya tersebut
Kami berjanji untuk ke depannya tidak akan mengulangi lagi dan akan menjadi pembelajaran kami ke depan, kami juga mohon maaf sebesar-besarnya keuskupan Agung Jakarta dan seluruh dan seluruh umat Katolik untuk berita pemberkatan hewan peliharaan yang disalah artikan oleh masyarakat sebenarnya yang terjadi hanyalah pet blessing/pemberkatan hewan yang seperti biasa dilakukan oleh gereja di tanggal 4 Oktober untuk memperingati St Fransiskus Asisi," tulis pemilik hewan tersebut.
Sumber: suara
Artikel Terkait
Bengisnya Bripda Waldi Polisi di Jambi: Bunuh-Perkosa Dosen karena Asmara
Tanda Alam Sebelum Raja Solo Wafat, Pohon Besar Tumbang di Pesanggrahan Langenharjo
Dosen Cantik di Jambi Tewas Diduga Diperkosa & Dibunuh Oknum Polisi, Mobil & Sepeda Motor Dibawa Kabur
Mahasiswa di Sibolga Tewas Dikeroyok Gara-gara Tidur di Masjid, Kepala Korban Dihantam Buah Kelapa