Pusdalops BPBD Agam menyatakan, saat erupsi terjadi terdapat 47 pendaki di puncak gunung. Hingga pukul 19.40 WIB, 19 orang sudah berhasil dievakuasi dengan selamat. 28 orang belum turun.
Pihak Pusdalops berkoordinasi intensif dengan Pos Pengamatan Gunung Api Marapi, TWA Gunung Api Marapi serta kolaborasi dengan pihak nagari dan kecamatan. “Proses assessment dan pendataan terus dilakukan. Rapat terkait erupsi Gunung Api Marapi dilakukan untuk merumuskan langkah-langkah lanjutan,” katanya.
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang mengutip keterangan dari PVMBG terungkap bahwa gejala peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Marapi yang dapat terjadi erupsi bersifat eksplosif ini sudah berlangsung sejak Januari 2023. Maka, status tetap di level II (Waspada) karena sewaktu-waktu dapat erupsi seperti yang terjadi hari ini.
Di sisi lain, secara instrumental ada peningkatan sedikit dan itupun hanya alat yg di puncak yang merekam. Artinya sumber tekanan relatif dekat puncak atau di bawah kawah.
Sebelumnya, berdasarkan hasil analisis dan evaluasi secara menyeluruh hingga 16 November 2023, tingkat aktivitas Gunung Api Marapi masih tetap pada Level Il (Waspada) dengan rekomendasi yang disesuaikan dengan potensi ancaman bahaya terkini. Yakni, masyarakat di sekitar Gunung Marapi dan pengunjung/wisatawan tidak diperbolehkan melakukan kegiatan pada radius 3 km dari kawah/puncak.
Masyarakat yang ada di sekitar Gunung Marapi diharapkan tenang tidak terpancing isu- isu tentang letusan G. Marapi. Masyarakat harap selalu mengikuti arahan dari pemerintah daerah,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari.
Jika terjadi hujan abu, masyarakat diimbau memakai masker bila keluar rumah untuk mengurangi dampak abu vulkanik bagi kesehatan. Mengamankan sarana air bersih serta membersihkan atap rumah dari abu vulkanik yang tebal agar tidak roboh.
Sumber: jawapos
                        
                                
                                            
                                            
                                            
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
Artikel Terkait
Tanda Alam Sebelum Raja Solo Wafat, Pohon Besar Tumbang di Pesanggrahan Langenharjo
Dosen Cantik di Jambi Tewas Diduga Diperkosa & Dibunuh Oknum Polisi, Mobil & Sepeda Motor Dibawa Kabur
Mahasiswa di Sibolga Tewas Dikeroyok Gara-gara Tidur di Masjid, Kepala Korban Dihantam Buah Kelapa
Isi Pertamax karena Takut Pertalite Bermasalah, Motor Warga Tuban Justru Jadi Tak Bertenaga