KLIKANGGARAN -- Pakistan mengutuk serangan rudal yang diduga dilakukan oleh Iran di provinsi Balochistan pada hari Selasa, sekaligus Pakistan mengeklaim bahwa serangan tersebut menyebabkan korban sipil.
Pakistan juga mengatakan akan mengajukan protes kepada Tehran atas "tindakan sepihak" dan pelanggaran terhadap kedaulatannya.
Beberapa media berita Iran melaporkan pada hari Selasa malam bahwa rudal dan pesawat tanpa awak diluncurkan ke markas Jaish al-Adl, sebuah kelompok yang dituduh oleh Tehran melakukan serangan yang menewaskan sejumlah polisi Iran pada bulan Desember, lansir RT.com.
Namun, belum ada pernyataan resmi dari Iran mengenai operasi tersebut.
"Pakistan dengan tegas mengutuk pelanggaran ruang udaranya oleh Iran dan serangan di wilayah Pakistan yang mengakibatkan kematian dua anak tak berdosa dan melukai tiga gadis," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Islamabad.
Pernyataan Kemlu Pakistan menambahkan bahwa pelanggaran kedaulatan Pakistan "sangat tidak dapat diterima dan dapat memiliki konsekuensi serius."
Terorisme merupakan ancaman bagi semua negara di wilayah tersebut dan membutuhkan tindakan yang "terkoordinasi" daripada langkah-langkah sepihak yang "tidak sesuai dengan hubungan tetangga yang baik dan dapat merusak kepercayaan bilateral," tambah kementerian tersebut.
Duta besar Iran telah dipanggil untuk menerima catatan protes mengenai "pelanggaran terang-terangan" terhadap kedaulatan Pakistan, sementara demarkasi yang tepat juga telah dikirim ke Tehran, kata Kementerian Luar Negeri Pakistan.
Pada hari Selasa malam, dilaporkan serangkaian ledakan di Panjgur, sebuah kota di provinsi Baluchistan, dekat perbatasan Iran. Menurut media Iran, "dua benteng utama" Jaysh al-Adl telah "dihancurkan oleh serangan yang tepat" oleh Korps Garda Revolusi Islam (IRGC).
Pada hari Senin, IRGC meluncurkan rudal balistik dan pesawat tanpa awak terhadap apa yang mereka sebut sebagai markas Israel di kota Erbil, Irak utara, serta target Islamic State (IS, juga dikenal sebagai ISIS) di provinsi Idlib, Suriah.
IRGC berjanji akan melanjutkan serangan tersebut "sampai tetes darah para syuhada terbalaskan," merujuk pada serangan bom pada tanggal 3 Januari yang menewaskan hampir 100 orang di kota Kerman, Iran, di mana ribuan peziarah berkumpul untuk meratapi jenderal Qassem Soleimani yang tewas dibunuh oleh AS pada tahun 2020.
Kelompok ini juga menyebut serangan bulan lalu di Rask, di tenggara Iran, di mana militan membunuh 11 polisi Iran.***
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: klikanggaran.com
Artikel Terkait
Asisten Dosen Sekaligus Ustaz di UINSU Diduga Lecehkan Mahasiswi, Korban Dibius Lalu Dibawa ke Hotel
Terungkap Praktik Prostitusi di Rumah Kos: 2 Siswi SMA Digerebek, Ada Kondom Bekas Pakai
Ayah dan Anak di Ciamis hanya Minum Air karena Tak Punya Beras, Tinggal di Gubuk Reyot, Tak Terdata Penerima Bansos
Kenalan dengan Pria Ngaku Polisi hingga Kerap VCS, Wanita di Bekasi Berakhir Diperas